(Arrahmah.com) – Syaikh Abu Muhammad Al Jaulani yang dijuluki sebagai Al-Fatih (penakluk), memberikan nasihat singkat sebelum memulai pertempuran Abu Dali. Berikut terjemah lengkap dari pernyataan beliau yang videonya sempat beredar di YouTube sebelum mengami pemblokiran.
Hari ini banyak yg menyerah, bahkan meminta kita untuk menyerah. Padahal sehari-hari mereka mengangkat senjata dan berperang, tapi mereka sampai ke titik putus asa, atau sampai ke hasil di mana mereka terpaksa menyerah. Adapun kita adalah Ahlu Dakwah, tidak sepatutnya meninggalkan ummat terus-menerus dalam kekecewaan. Mereka meminta kita untuk memberikan sesuatu, kita kembalikan semuanya, amalan dan kepercayaan kepada Allah Azza Wa Jalla, sehingga kita tidak menolong syaitan.
Dan ini juga bagian dari kewajiban yg diemban kepada setiap kalian. Kalian adalah kunci pertempuran.
Kita akan katakan TIDAK pada mereka (yang meminta untuk menyerah) dengan suara lantang, dengan bahasa lain, dengan bom, mobil peledak, dentum mortar, desing peluru, pasukan penyerbu, pasukan istisyhadiyyah (pencari syahid), dengan semua kekuatan yang kami miliki.
Dan hendaknya musuh-musuh kita tahu bahwa pilihan untuk operasi militer adalah modal yang kami tidak akan pernah tinggalkan, kami hanya berhenti sejenak untuk mengistirahatkan mujahidin sampai kami merapikan dan mempersiapkan diri untuk perang (selanjutnya). Adapun kami menghentikan operasi militer? Tidak! Jangan pernah musuh-musuh kami bermimpi akan itu!!
Allah yang menolong kami. Allah yang memerintahkan kami untuk berperang, maka Dia yang akan menolong.
Hari ini keinginan untuk menyerah ada pada semua orang, bahkan Rasul pun pernah menyerah, tapi ada dua tipe orang yg menyerah. Yang pertama, hilang kepercayaannya kepada Allah Azza wa Jalla bahwa dia akan ditolong. Sementara tipe yang kedua, meskipun telah terputus darinya seluruh kemungkinan duniawi untuk menang namun hatinya masih terpaut kepada Allah bahwa Dia akan menolongnya, maka orang ini akan mendapatkan kemenangan. Inilah yg dimiliki oleh Para Nabi dan Rasul.
Dan bukanlah hal yg sulit bagi Allah, setelah tanah ini (akibat dari perang Suriah) memakan korban sejuta martir, ada lebih dari 5 juta rumah hancur, dan dua belas juta pengungsi. Dan sekarang seluruh amanah berada di leher kita.
Sejuta manusia dibunuh dalam perang ini. Sejuta manusia yang kalau darahnya dialirkan bisa menjadi sebuah sungai. Dan tanah pilihan ini pada zaman dulu telah ditumpahi oleh darah manusia-manusia tersuci, darah para sahabat Rasulullah Shollallahu alaihi wasallam.
Ketika para sahabat Rasulullah membebaskan tanah (Syam) ini mereka menaruh amanah kepada setiap generasi setelah mereka agar jangan menyia-nyiakannya.
(umarmukhtar/arrahmah.com)