JAKARTA (Arrahmah.com) – Sosiolog Musni Umar menyesalkan langkah pemerintah yang berupaya melonggarakan PSBB di kala kasus corona masih meningkat.
Musni mengatakan, wabah virus corona telah mendatangkan penderitaan bagi seluruh lapisan masyarakat. Terkhusus umat Islam, ibadah berjamaah di bulan suci Ramadhan harus ditiadakan pada hari ini. Umat Islam harus mengganti ibadah Shalat Taraweh dan Shalat Jumat di masjid dengan menunaikannya di dalam rumah.
“Hari ini Jumat, umat Islam kembali tidak bisa Shalat Jumat karena Covid-19. Kita ingin badai corona segera berakhir,” ujarnya dalam akun Twitter pribadi, Jumat (8/5/2020), lansir RMOL.
Namun harapan itu bak bertepuk sebelah tangan. Alih-alih memperketat, pemerintah justru berencana melonggarkan penerapan PSBB di kala peningkatan wabah masih terjadi.
“Tapi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) selalu dilemahkan dengan para menteri,” katanya.
Rektor Universitas Ibnu Chaldun itu lantas mengkritik kebijakan pemerintah yang kembali mengoperasikan seluruh moda transportasi di tengah pandemik Covid-19.
“Izin operasi moda transportasi bukti kebijakan yang amburadul dan lemahkan PSBB. Kalau begini kapan corona berakhir?” tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi karya Sumadi mengatakan akan melonggarkan transportasi di tengah pandemi virus corona mulai 7 Mei 2020.
Penjabaran ketentuan ini merupakan turunan dari Peraturan Menteri Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi selama Musim Mudik Idul Fitri 1441 H dalam rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19.
“Rencananya Gugus Tugas Covid-19 yang akan mengumumkan. Intinya adalah penjabaran bukan relaksasi. Dimungkinkan semua moda angkutan udara, kereta api, laut dan bus kembali beroperasi dengan catatan harus pakai protokol kesehatan,” ujar Budi Karya, Rabu (6/5).
(ameera/arrahmah.com)