BOGOR (Arrahmah.com) – Rombongan peserta aksi damai 212 dari Bogor Raya yang terdiri dari berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak, remaja hingga lanjut usia, berjalan menempuh jarak tak kurang dari 80 kilometer menuju Jakarta.
Di antara rombongan, ada sejumlah remaja yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat. Mereka mengaku berangkat sejak subuh menuju Kota Bogor.
Fadil Muhammad, (15), salah satu peserta aksi dari kalangan remaja, mengaku tidak dipaksa atau diperintah pihak mana pun untuk mengikuti aksi. Santri dari Ma’had Bhani Hasyim Sukabumi ini mengaku hanya ingin membela agama.
“Kemauan kami sendiri. Tidak ada yang suruh, baik itu guru atau siapa pun. Kami tujuannya bela agama. Kami mah sudah biasa jalan jauh, Insya Allah kuat,” tuturnya, sebagaimana dilansir Republika, Kamis (1/12/2016).
Sementara itu, Rahmat Abu Aulia, (60), seorang pensiunan PNS, juga mengaku optimistis kuat menempuh perjalanan. Kakek yang membina sebuah rumah tahfiz itu mengatakan bahwa gerakan ini juga sebagai bentuk kritik kepada penguasa.
“Pedoman kita diabaikan. Pedoman hidup kita dihinakan kaum kafirin munafikin. Itu alasan saya ikut,” ujar kakek dengan lima cucu itu.
Seorang kakek lainnya, Tatan Rahman, (57), mengaku sanggup menempuh perjalanan. Jarak ini, menurutnya, tidak ada apa-apanya dibandingkan perjuangan Rasulullah SAW. Warga asal Paledang, Kota Bogor, itu mengaku hanya ingin menuntut keadilan.
Menurutnya, apabila hukum sulit bicara maka warga Muslim akan terus bergerak.
“Agar Indonesia juga tenang. Hukum ditegakkan secara adil, mudah-mudahan umat Islam bersatu membela Quran,” katanya.
Para peserta long march diminta tak khawatir akan pasokan makanan maupun layanan kesehatan karena mobil pandu selalu siap siaga.
Selain mendapat pengamanan aparat kepolisian, sejumlah ormas juga mengerahkan laskar-laskar mereka.
(ameera/arrahmah.com)