BANDA ACEH (Arrahmah.com) – Setara Institute menempatkan Kota Banda Aceh menjadi daerah yang indeks toleransinya terendah di Indonesia, yaitu berada pada urutan nomor dua dari bawah.
Sebelumnya, Setara Institut memberikan penghargaan terkait Indeks Kota Toleran atau IKT 2018. Setara melakukan kajian dan pemeringkatan terhadap 94 kota yang masuk dalam hal isu promosi dan praktik toleransi yang dilakukan oleh pemerintah-pemerintah kota.
Dalam hal itu, Kota Singkawang berada di peringkat satu dengan skor 6.513 disusul dengan Kota Salatiga. Sementara Kota Banda Aceh di posisi terendah dengan peringkat 93 dengan skor 2.830 atau berada di bawah Kota Jakarta yang di peringkat 92.
Kajian dari Setara Institute tersebut menuai kritik, salah satunya dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh, Irwansyah.
Menurut Irwansyah, kesimpulan tersebut tidak memiliki dasar lantaran menuding Banda Aceh tidak toleran. Kajian Setara dinilai tak sesuai fakta.
Irwanyah bahkan menyebut Setara Institute berupaya mengkerdilkan pemberlakuan Syariat Islam di Banda Aceh.
Ia juga mempertanyakan apakah Setara Institute datang langsung ke Banda Aceh untuk melihat kondisi Banda Aceh saat ini. Menurutnya, saat ini semua umat beragama hidup berdampingan dengan aman dan nyaman.
“Apakah mereka datang survei ke Banda Aceh? Atau hanya dengar dari orang-orang, lalu membuat kesimpulan, ini sebenarnya metode apa yang digunakan? Atau jangan-jangan ini seperti ada rencana mengkerdilkan pemberlakuan syariat Islam di Banda Aceh?” ujarnya, Sabtu (8/12/2018) malam, lansir VIVA.
Irwansyah geram karena faktanya saat ini kehidupan antarumat beragama di kota Banda Aceh terjalin harmonis. Menurutnya, semua umat beragama juga bebas menjalankan aktivitasnya tanpa ada gangguan.
Bahkan bagi non-muslim juga tidak terusik dengan pemberlakuan syariat Islam di Aceh.
Sebagai contoh, ada non-muslim di Banda Aceh yang justru ingin dihukum dengan hukum Islam (cambuk) saat melakukan pelanggaran.
“Bahkan di Banda Aceh meskipun umat Islam manyoritas, namun non-muslim bisa hidup berdampingan tanpa ada gangguan apapun. Maka kita sesalkan jika Banda Aceh dianggap tidak toleran,” tandasnya.
Untuk itu, pihaknya mendorong Pemerintah Kota Banda Aceh menyampaikan protes secara resmi kepada Setara Institute. Hal ini dinilai sangat merugikan Banda Aceh yang sedang giat-giatnya menggerakkan sektor pariwisata.
“Meskipun Banda Aceh menjalankan syariat Islam, bukan berarti hal itu akan menghambat orang untuk datang. Jjustru kami ingin menampakkan indahnya Islam itu dari Aceh,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)