BOGOR (Arrahmah.com) – Sekitar 600 warga binaan penghuni Lapas Klas II A Pondok Rajeg, Cibinong mengikuti acara Tabligh Akbar yang diselenggarakan Unit Dakwah PKPU, Ahad (28/3/2015) pagi. Mereka sudah berkumpul sejak pukul 9 pagi dengan menikmati alunan merdu lantunan shalawat dan zikir dari tim Marawis penghuni Lapas.
Kegiatan keagamaan di Lapas ini rutin diadakan dan dikelola bagaikan Pesantren. Setiap hari selalu ada kegiatan pembekalan & pengajian secara terjadual di setiap pagi dan sore, diselingi dengan kegiatan latihan seni marawis, belajar melagukan Al-Qur’an dan azan. Ada juga kegiatan penyetaraan pendidikan kejar Paket A, B, C untuk para warga binaan yang sekolahnya belum tuntas, pelatihan-pelatihan ketrampilan seperti public speaking, ceramah & khutbah, ketrampilan las, juga ketrampilan lain yang diperlukan agar mereka mampu mandiri kelak setelah keluar dari lapas.
Ustadz Herman Jamaludin selaku kordinator Dai Lapas menjelaskan,” kegiatan ceramah umum ini rutin diadakan setiap bulan dengan mengundang penceramah dari luar. Sebagai pelengkap dari program pembinaan harian.,” ucapnya disela-sela acara.
“Kami sangat bersyukur dengan kehadiran PKPU dan DDII dalam mensupport kegiatan ini, ungkap Fajar Ferdinand,” selaku Kasubsi Bimkemaswat dalam sambutannya saat membuka acara ini.
“Hukuman yang mereka jalani bukanlah akhir dari perjalanan hidup narapidana. Ini bagaikan tempat pemberhentian sementara yang harus dimaksimalkan pembinaannya supaya bisa diperbaiki mentalnya, dibekali ketrampilannya dan diperluas wawasannya agar saat mereka kembali ke masyarakat bisa memulai hidup dengan cara yang lebih baik, berjiwa mandiri untuk berusaha yang halal dan tidak kembali pada kehidupan lama yang kelam,” kata Bramadji Abu Abdurrahman selaku Ketua Unit Dakwah PKPU.
“Rencana sebelum Ramadhan tahun ini, kami akan mengunjungi 5 Lapas lagi dalam Program Dai Care PKPU,” lanjut kata Bramadji.
Unit Dakwah PKPU menjadikan program dakwah di Lapas Pondok Rajeg yang berpenghuni sekitar 1200 napi sebagai percontohan Program Dai Care secara efektif. Dikelola oleh seorang kordinator Dai Care, 8 tenaga pengajar eksternal dan 17 tenaga relawan sesama penghuni Lapas. 60% dari warganya ikut dalam program, sudah menciptakan suasana Lapas terasa teduh, nyaman dan penuh kebersamaan.
Semoga dimasa datang penjara bukan lagi sebagai tempat yang menyeramkan penuh kekerasan yang hanya melahirkan penjahat kambuhan, tetapi bisa lebih berfungsi sebagai tempat pembinaan melalui program yang bervariasi dan efektif, tentunya dengan dukungan semua pihak yang berwenang. (azm/arrahmah.com)