NEW YORK (Arrahmah.com) – Aktivis oposisi Sudan, Mohamed Boshi, yang telah tinggal di Mesir, diculik dan kembali ke Sudan dalam operasi yang dikoordinasi oleh dinas keamanan kedua negara.
Human Rights Watch mengatakan pihak berwenang Sudan telah mengonfirmasi bahwa mereka menahan Mohamed Boshi, yang dibawa di Kairo pada Oktober dan menahan incommunicado (tanpa diberi akses berhubungan dengan duni luar, Red.) sebelum dituduh pekan lalu dengan spionase dan kejahatan terhadap negara.
Lima pria bersenjata yang diyakini sebagai agen keamanan Mesir mencari apartemennya di Kairo sebelum dia hilang, saksi mengatakan kepada HRW.
HRW Jehanne Henry mengatakan pada Kamis (15/11/2018) bahwa “pihak berwenang Mesir dan Sudan bekerja sama secara paksa menghilangkan dan mengembalikan pencari suaka Sudan, dengan jelas melanggar norma-norma internasional dan larangan penghilangan paksa, penganiayaan, dan penyiksaan.”
Kelompok yang bermarkas di New York ini mendesak pembebasan Boshi.
Boshi menghadapi hukuman mati di negara asalnya. Mesir dan Sudan secara teratur bekerja sama melawan tokoh-tokoh oposisi di kedua negara.
Aktivis politik Sudan, mantan anggota Partai Baath yang oposisi, sebelumnya ditahan di Sudan pada tahun 2011 selama beberapa minggu setelah mengkritik penasehat presiden Nafie Ali Nafie.
Pada 2013, dia ditahan selama sebulan selama tindakan keras terhadap protes. Ia dipukuli dan disiksa dua kali, menurut HRW.
Boshi pindah ke Kairo pada 2017 dan mencari perlindungan dari badan pengungsi PBB. (Althaf/arrahmah.com)