CHECHNYA (Arrahmah.com) – Sumber Rusia dengan merujuk pada pemimpin Chechnya murtad Kadyrov melapor pada Sabtu (16/5) mengenai dimulainya operasi berskala besar melawan mujahidin.
Pemimpin antek itu sudah mengancam akan membunuh orang-tua, keluarga mereka, dan teman-teman para mujahidin. Dia juga menyatakan bahwa pihaknya tidak akan lagi meminta amnesti kepada Moskow untuk para mujahidin.
Dalam khutbahnya di mesjid, Kadyrov bersumpah terhadap mujahidin, dengan menggunakan kata-kata yang sangat tidak bermoral, dan hampir semua kata diakhiri dengan bersumpah bersumpah atas nama Allah bahwa dia akan membunuh semua yang mempunyai “hubungan dengan Wahhabis”.
Pemimpin murtad itupun menekankan bahwa “hanya melalui Rusia, agama Islam bisa mencapai kemakmurannya di Chechnya.”
Sumber Rusia pun melaporkan bahwa “semua daerah pegunungan Chechnya telah dibagi menjadi beberapa sektor dan masing-masing telah ada yang menanggungjawabinya.”
“Kami tahu bahwa mereka tidak lebih dari 50-70 orang laki-laki. Dan saya sangat yakin bahwa mereka akan dihancurkan dalam waktu dekat,” ujar Kadyrov dengan begitu percaya diri.
“Operasi militer berskala besar” melawan 70 mujahidin telah dimulai, menurut orang murtad dan media Rusia, Sabtu (16/5) malam di distrik Vedeno provinsi Nokhchicho Emirat Kaukasus.
Padahal, belum lama ini pemimpin murtad Chechnya dan penguasa kafir Rusia mengklaim berkali-kali bahwa perang di Chechnya telah berakhir namun kemudian malah kembali mendeklarasikan pembatalan dan meluncurkan sebuah operasi baru yang berdalih menghadang terorisme.
Dalam hubungannya dengan perkembangan terakhir di Jokhar, aksi Syahid dan puluhan operasi perlawanan lainnya yang dilakukan oleh mujahidin sejak awal tahun, yang dipublikasikan Emir Dokka Abu Usman dalam pesan video terakhirnya namun disembunyikan oleh Rusia dan anteknya, dikatakan oleh para analis Rusia sebagai “permulaan perang ketiga di Kaukasus”. (Althaf/arrahmah.com)