KABUL (Arrahmah.id) – Menanggapi kekhawatiran global atas pelanggaran hak-hak perempuan, Imarah Islam Afghanistan mengatakan bahwa organisasi-organisasi hak asasi manusia mengejar tujuan intelijen dengan kedok hak asasi manusia di Afghanistan.
Zabihullah Mujahid, juru bicara Imarah Islam, berjanji bahwa hak-hak perempuan di Afghanistan aman dan organisasi internasional tidak perlu khawatir.
Menurut Mujahid, berbagai upaya sedang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan segera.
“Berbagai badan intelijen tidak perlu khawatir dengan situasi hak asasi di Afghanistan, yakinlah bahwa pemerintah berkomitmen terhadap kewajibannya terhadap rakyat dan memastikan pemenuhan hak-hak mereka,” katanya kepada Tolo News.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Amerika Serikat, Amnesti Internasional, dan delapan entitas lainnya menyerukan kepada Imarah Islam, dalam rangka Hari Perempuan Internasional, untuk mencabut larangan terhadap perempuan dan anak perempuan sesegera mungkin.
“Serangan global terhadap hak-hak perempuan mengancam, dan dalam beberapa kasus, membalikkan kemajuan di negara berkembang dan negara maju. Contoh yang paling mengerikan adalah Afghanistan, di mana perempuan dan anak perempuan telah dilarang dari sebagian besar sistem pendidikan, pekerjaan di luar rumah, dan sebagian besar ruang publik,” klaim Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Amnesti Internasional dan delapan lembaga lainnya dalam sebuah pernyataan bersama menyerukan kepada masyarakat internasional untuk secara signifikan meningkatkan dukungan mereka terhadap perempuan di Afghanistan.
“Pada Hari Perempuan Internasional, kami, organisasi-organisasi yang bertanda tangan di bawah ini, mendesak masyarakat internasional untuk secara signifikan meningkatkan dukungannya dan secara aktif melindungi hak asasi perempuan dan anak perempuan Afghanistan, termasuk para pembela hak asasi manusia perempuan Afghanistan yang menghadapi penganiayaan karena kampanye damai mereka untuk hak-hak dan kebebasan dasar,” demikian bunyi pernyataan bersama tersebut.
Pada kesempatan Hari Perempuan Internasional, perwakilan AS untuk Afghanistan menyatakan keprihatinan mereka atas pelanggaran hak-hak perempuan di negara tersebut. Thomas West dan Rina Amiri menyatakan bahwa jika dunia tidak mendukung perempuan di Afghanistan, maka hal itu akan mempengaruhi hak-hak perempuan secara global.
(haninmazaya/arrahmah.id)