KABUL (Arrahmah.com) – Sebuah dewan perdamaian Afghanistan telah meminta kepada Raja Abdullah Saudi untuk menggunakan pengaruhnya berbicara kepada Taliban (Imarah Islam Afghanistan/IIA-red) dan membawa “militan” menuju meja perundingan.
“Kami menuntut yang ‘Mulia’, pelayan dua kota suci, Raja Arab Saudi untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Taliban dan membantu kami dalam proses perdamaian,” ujar Dewan Tinggi untuk Perdamaian (HCP), yang bertugas untuk melakukan pembicaraan dengan Taliban dalam sebuah statemen.
Arab Saudi adalah salah satu dari beberapa negara yang mengakui kekuasaan Taliban di Afghanistan pada 1996 sampai 2001. Inilah yang dijadikan alasan otoritas boneka Afghan bahwa Saudi memiliki pengaruh terhadap IIA.
Rezim Taliban ditumbangkan oleh AS pada 2001 silam setelah peristiwa 911.
HCP juga mengklaim akan mendengarkan tuntutan “militan”.
Namun, pihak Imarah Islam Afghanistan telah berulangkali menegaskan bahwa mereka tidak akan melakukan pembicaraan damai dengan pemerintah boneka. IIA akan terus berjuang hingga tentara salibis asing pimpinan AS meninggalkan Afghanistan.
Dewan perdamaian ini dibentuk dengan tujuan sebagai upaya memulai dialog antara Kabul dengan IIA. Mantan presiden Afghanistan, Burhanuddin Rabbai terpilih sebagai ketua dewan. (haninmazaya/arrahmah.com)