JAKARTA (Arrahmah.com) – Pada Rabu (7/5/2014), Arrahmah.com memuat kabar mengenai seorang anak pendeta Atlanta yang mati suri lalu mengaku telah melihat Allah di Surga. Kabar itu kemudian segera marak dibagikan di Twitter dan Facebook.
Kabar tersebut menyebutkan bahwa ada seorang bocah Kristen bernama Bobby Anderson yang meninggal dunia sesaat di meja operasi dokter bedah pada akhir pekan ini dan mengatakan bahwa ia melihat “seseorang” bernama Allah di surga. Kabar itu disertai sebuah foto seorang anak mengenakan kaos orange yang tampaknya sedang dirawat di rumah sakit.
Bobby Anderson dinyatakan sebagai putra seorang pendeta Kristen terkenal di Atlanta. Ia dikabarkan menderita luka akibat kecelakaan mobil dan secara teknis meninggal selama 3 menit sebelum kemudian ia hidup kembali. Selama waktu itu, bocah yang disebut-sebut berusia 12 tahun itu mengaku dirinya mengunjungi akhirat dan berbicara dengan beberapa tokoh terkemuka agama Islam.
“Aku tidak melihat Yesus di mana-mana,” ungkapnya kepada WGCL news seperti dilansir DC pada Senin (5/5/2014), setelah mengalami pengalaman spiritualnya itu. “Ada ‘seseorang’ bernama Allah. Dan seseorang bernama Muhammad. Dan ada 72 wanita yang sangat cantik di sekitarku.”
Kabar itu lantas banyak dibagikan melalui media sosial seperti Twitter, Facebook, dan dimuat ulang oleh beberapa media online.
Setelah ditelusuri kembali, kabar yang awalnya bersumber dari situs dailycurrant.com dengan judul “Christian Boy Dies For 3 Minutes, Meets Allah in Heaven” itu ternyata merupakan cerita fiksi atau rekaan belaka. Situs dailycurrant.com menyatakan bahwa situs mereka berisi satire. “Cerita-cerita kami murni fiksi”, demikian pernyataan dailycurrant.com pada halaman profilnya.
Sementara itu, foto bocah berkaos orange tersebut ternyata adalah stock photo yang banyak beredar di berbagai penyedia foto berbayar seperti dreamstime.com dan 123rf.com. Foto anak itu juga terdapat di situs shutterstock.com.
Dengan demikian, dengan ini redaksi mengonfirmasi bahwa kabar tersebut hanyalah fiksi dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. (banan/arrahmah.com)