KENDAL (Arrahmah.com) – Setiap amal pasti ada ganjarannya. Perbuatan baik niscaya diganjar dengan kebaikan yang berlipat ganda. Sebaliknya, perbuatan buruk akan dibalas dengan keburukan yang sepadan.
Juwarno, preman pemabuk, penjudi dan pembuat onar jadi buah bibir masyarakat warga dusun Banon desa Purwosari kecamatan Sukorejo kabupaten Kendal.
Dia telah mati beberapa pekan lalu, bangkai Juwarno menggelembung besar, bahkan besarnya dua kali lipat dari tubuh Juwarno ketika masih hidup. Bau busuk pun sangat menyengat, padahal baru beberapa jam jenazah Juwarno dibawa dari rumah sakit menuju desa Banon.
Melihat kondisi bangkai Juwarno yang bengkak, menggelembung dan mengeluarkan nanah dari hidung dan mulut serta bau busuk, serta bagian kakinya yang hancur akibat terseret motor, membuat warga ogah mengurusi jenazahnya. Na’udzubillah min dzalik.
Bahkan geng preman Juwarno tak satu pun yang memanampakkan batang hidungnya. Akhirnya, sebagian ikhwan berhati mulia yang mengurusi jenazahnya.
Saat mayat Juwarno hendak dimasukkan ke dalam keranda pun mengalami kesulitan, ini karena terlalu besar ukuran mayatnya. Ketika mayat hendak dimasukkan ke liang kubur, tiba–tiba turun hujan yang sangat deras sehingga para pengantar berhamburan pergi dan membiarkan mayat Juwarno tergeletak yang akhirnya diurus sendiri oleh keluarganya.
Sebagai informasi, Juwarno adalah salah satu dari puluhan preman zhalim yang menganiaya dua orang Ustadz yang rajin medakwahkan tauhid di desa Purwosari, yakni Ustadz Mutakin dan Ustadz Khoerun .
Dua Ustadz asal Sukorejo Kendal tersebut setahun yang lalu, tepatnya bulan Desember 2012 dianiaya oleh puluhan preman yang tak suka dakwah tauhid. Keduanya di jemput paksa dari rumahnya oleh segerombolan preman termasuk Juwarno, untuk kemudian digebuki hingga babak belur.
Nasib manusia zhalim lainnya
Saat penganiayaan terhadap kedua Ustadz itu berlangsung, ada seorang wanita inisial Atn yang ikut memprovokasi para preman untuk memukuli kedua Ustadz tersebut, mulut kotor Atn berkata, “Habisi semua para ustadz tukang sholat itu saya mau melihatnya,” ujar salah seorang saksi mata, lansir KompasIslam, Kamis (9/1/2014).
Informasi yang diperoleh, sudah hampir satu bulan Atn mengalami gangguan jiwa alias gila. Bahkan hidupnya sekarang ini nebeng ke sana kemari dan tidak pernah tinggal di rumahnya sendiri. Konon di rumahnya di bayang-bayangi suara takbir seperti teriakan ustadz yang dianiaya malam itu.
Selain Juwarno dan Atn, ada juga tokoh berinisial AA yang menggerakkan masa waktu penganiayaan itu. Saat ini dia menderita stroke (lumpuh). Hingga kini, selain AA ada dua orang lagi yang terkena stroke juga belum sembuh. Dan satu orang lagi yaitu berinisial IP yang ikut menganiaya kedua da’i Tauhid tersebut, baru beberapa hari ini sakit kemudian di operasi dan harus di potong ususnya.
Menurut penuturan dokter yang menangani IP, ususnya melintir. Baru-baru ini, IP belum lama juga kehilangan motornya. Bahkan ada seorang dukun yang berinisial R yang paling getol memusuhi dan menggerakan masa karena merasa terganggu oleh dakwahnya para ustadz ini, sekarang menderita penyakit dalam komplikasi.
Pelaku syirik dukun R beberapa pekan lalu berobat ke gereja di daerah Sukorejo Kendal, namun juga tidak ada perubahan. Ini baru beberapa orang yang di ketahui menerima adzab, padahal masih ada beberapa tokoh penggerak pengeroyokan lainnya dibalik tragedi penganiayaan kedua Ustadz dakwatut tauhid tersebut.
Para ikhwan dan aktivis Islam di Kendal yakin, cepat atau lambat para preman dan orang-orang penganiaya dan yang tidak suka kedua da’i tersebut akan menerima giliran yang sama, yakni berupa adzab Allah. Allahul Musta’an. (azm/m1/arrahmah.com)