DAMASKUS (Arrahmah.com) – ISIS mengumumkan bahwa juru bicara dan komandan senior, Abu Muhammad al-Adnani, telah terbunuh saat mengawasi operasi militer di Suriah utara.
Kantor berita yang dikelola ISIS Amaq mengatakan pada Selasa (30/8/2016) bahwa Adnani itu terbunuh saat mengawasi operasi untuk mengusir kampanye militer di Aleppo, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Kematiannya, jika dikonfirmasi, akan menjadi pukulan telak bagi kelompok itu, yang telah terdesak di Suriah dan Irak, lansir Al Araby.
Al-Adnani, yang menjabat sebagai juru bicara ISIS selama beberapa tahun terakhir, juga merupakan seorang komandan senior dan salah satu dari 43 pendiri ISIS.
Ia juga diyakini sebagai kepala operasi eksternal kelompok ISIS, dan diduga bertanggung jawab atas serangan baru-baru ini di Perancis, Turki dan di tempat lain.
Wartawan Al Jazeera Patty Culhane, yang melaporkan dari Washington DC, mengatakan bahwa tidak ada komentar langsung atau konfirmasi dari para pejabat AS atas kematiannya.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada kantor berita Reuters pada Selasa (30/8) bahwa AS telah melakukan serangan udara yang menargetkan Al-Adnani. Pejabat AS mengatakan bahwa serangan pada Selasa itu menargetkan kendaraan di kota al-Bab Suriah tetapi menolak berkomentar apakah Al-Adnani terbunuh dalam serangan itu.
Wartawan Al Jazeera Culhane mengatakan bahwa Al-Adnani telah menjadi target prioritas bagi AS.
“Pada 2015, mereka mengeluarkan daftar empat nama, mereka mengatakan bahwa ini adalah empat orang yang paling diincar – dan Al-Adnani berada di daftar itu,” katanya.
Mereka secara resmi mengumumkan akan memberikan hadiah 5 juta dolar atas informasi apapun yang akan menyebabkan penangkapannya.
Al-Adnani, yang bernama asli Taha Subhi Falaha, merupakan salah satu pejuang asing pertama yang menyeberangi perbatasan dari Idlib Suriah, kampung halamannya, untuk melawan pasukan AS setelah invasi Irak tahun 2003.
Ia bersumpah setia kepada Abu Musab al-Zarqawi, pemimpin al-Qaeda di Irak dan memegang beberapa posisi.
Adnani dilaporkan ditangkap pada tahun 2005 dan dipenjarakan di fasilitas yang dikelola oleh pasukan AS, namun dibebaskan pada tahun 2010.
Al-Adnani lahir pada tahun 1977 di kota Beenish di pedesaan Provinsi Idlib, di Suriah bagian barat.
(ameera/arrahmah.com)