KABUL (Arrahmah.com) – Dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan di situs resmi berbahasa Inggris milik Imarah Islam Afghanistan (IIA), Voice of Jihad, pada Jum’at (28/8/2015), Zabihullah Mujahid, juru bicara IIA mengungkapkan sejumlah fakta terkait keadaan IIA saat ini.
Dalam wawancara dengan reporter Afghan Islamic Press (AIP) ini, Zabihullah Mujahid menjawab beberapa pertanyaan penting yang telah lama berada di benak banyak warga Afghanistan dan orang-orang di seluruh dunia. Berikut kami sajikan wawancara lengkap antara reporter AIP dengan juru bicara IIA tersebut.
AIP: Setelah wafatnya Mullah Muhammad Umar Mujahid, beberapa pejabat dan mantan petinggi menyatakan penentangan mereka terhadap pemimpin baru. Apa alasan di balik perselisihan ini?
Zabihullah Mujahid: Perselisihan internal dan perbedaan ditemukan dan muncul terhadap beberapa subjek dan merupakan gejala yang umum di setiap gerakan atau sistem. Wafatnya Amirul Mukminin Mullah Muhammad Umar Mujahid rahimahullah dan pemilihan penerusnya adalah sebuah urusan penting dan sebuah transisi besar.
Jadi sangatlah mungkin bahwa sejumlah rekan menemukan proses ini sangat memberatkan dan mencoba untuk membiarkan perasaan mereka diketahui melalui media, sementara itu juga tidak dapat dikesampingkan bahwa beberapa kalangan mungkin telah dengan sengaja mencoba menghasut sebuah kampanye untuk memecah belah Imarah Islam.
Namun saat ini kami percaya bahwa perbedaan pendapat ini sedang dijawab dan masalah-masalah ini sedang bergerak menuju sebuah resolusi.
Kepemimpinan dari Imarah Islam dan terutama yang terhormat Mansur Sahib bertekad untuk mendengarkan semua keberatan dari individu-individu dan bekerja keras untuk perdamaian dan integrasi mereka.Satu hal yang perlu disinggung adalah meskipun jumlah mereka sedikit, semua saudara yang kecewa yang berdiri bersama dengan oposisi tidak benar-benar bersatu pada satu titik yang sama, bahkan masing-masing memiliki keberatan tersendiri.
Tapi sekarang bahwa masalah pemimpin baru telah diselesaikan dan Imarah sekali lagi berdiri di kakinya karena sebagian besar orang telah berjanji setia oleh karena itu diharapkan bahwa sebagian dari saudara-saudara kami akan mengesampingkan perbedaan kecil mereka seperti sebagaimana yang sudah dilakukan, dan Imarah juga akan mengerahkan upaya lebih lanjut untuk memenuhi keinginan mereka.
AIP: Kepala Kantor Politik mengundurkan diri setelah pengumuman pemimpin baru dan belum menyatakan kesetiaan kepadanya, apakah Tayyab Agha meninggalkan Imarah Islam?
ZM: Tanpa keraguan bahwa yang saya hormati Tayyab Agha telah menanggung banyak penderitaan dalam pejuangan bersama dengan Imarah dan telah bertugas dengan cara yang mengagumkan. Adapun ia secara sukarela menyampaikan pengunduran dirinya maka ia pasti berpikir bahwa itu adalah yang tepat.
Namun kami masih menganggap ia adalah anggota dari Imarah Islam. Rekan-rekannya telah sangat belajar dari pengalamannya dan kami tidak melihat adanya penghalang di mana Allah telah melarang, yang bisa membuatnya berpaling dari barisan Jihad. Ia juga menyatakan dalam surat pengunduran dirinya bahwa “Saya akan mengundurkan diri sebagai kepala Kantor Politik tetapi saya akan terus bekerja dalam kapasitasnya sebagai individu bersama dengan Taliban”.
AIP: Apakah pengunduran diri Sayyed Tayyab Agha memiliki dampak pada hubungan Anda dengan pemerintah Qatar dan dunia?
ZM: Kebijakan kami tidak berputar di sekitar individu tetapi didasarkan pada tujuan konkret dan politik yang sehat. Masyarakat Internasional dan negara-negara dunia tidak diragukan lagi perlu untuk mempertahankan hubungan mereka dengan Imarah Islam dalam kerangka kerja ini. Demikian pula Komisi Politik memiliki Pedoman Prinsip resmi sendiri dan prinsip-prinsip tersebut tidak berhenti karena adanya pengalihan dan memindahkan individu. Hal lain adalah bahwa dihormati Tayyab Agha itu didampingi dengan tim operasional yang besar Imarah yang masih sibuk dalam aktifitas mereka
sementara Agha Sahib juga akan membantu mereka sepanjang perjalanan.
AIP: Situasi tampaknya cukup normal pada saat ini dibandingkan dengan hari-hari pertama. Dapatkah Anda menyatakan apa tindakan yang telah diambil oleh Mullah Akhtar Muhammad Mansur untuk meredakan gejolak dari oposisi? Dan apa hasilnya?
ZM: Yang terhormat Amirul Mukminin Mullah Akhtar Muhammad Mansur bisa dibilang telah memimpin Imarah selama 6-7 tahun terakhir. Setiap pejabat tinggi dan rendah telah mengenalnya secara pribadi dan mereka semua menaruh kepercayaan mereka kepadanya. Hal itu relatif mudah baginya untuk mengambil kepemimpinan dan kendali kafilah ini. Itulah mengapa Syura (dewan pimpinan) dan para ulama mendukung kepemimpinannya.
– Dalam pidato perdananya, ia memaafkan semua oposisi dan menyerukan persaudaraan dan upaya bersama.
– Ia tidak menyembunyikan apa pun dalam tindakannya, menyerahkan semua kekuatan keputusan kepada syura dan ulama yang mendukungnya dan mereka berjanji setia kepadanya sebagai pemimpin mereka.
– Ia tidak menutup pintu terhadap saudara-saudara yang menentangnya tapi terus bertemu dan mencoba untuk mencapai pemahaman dengan mereka. Ia menjawab setiap perselisihan dengan respon yang lembut dan itulah sebabnya banyak yang memahami realitasnya dan berjanji setia kepada Imarah.
– Ia tidak menuntup pintu pada setiap pihak yang menentangnya tapi terus berusaha menemui dan mencoba untuk mencapai pemahamanan dengan mereka. Ia menjawab setiap perselsihan dengan respon yang lembut dan itulah sebabnya kebanyakan orang telah memahami realitas dan bersumpah setia kepada Imarah Islam.
AIP: Mullah Akhtar Muhammad Mansur memerintahkan untuk melanjutkan Jihad kepada para pengikutnya dalam khutbah pertamanya. Hal ini ditafsirkan oleh banyak orang sebagai berakhirnya proses pembicaraan damai, apakah ini benar? Bagaimanapun, jika Anda percaya akan pembicaraan, apakah kebijakan kalian tidak akan bertemu dengan pemerintah Afghanistan telah berubah?
ZM: Pintu pertemuan langsung dengan musuh dalam hal kemerdekaan Afghanistan dan berakhirnya pendudukan masih terbuka.
Dan berlanjutnya Jihad selalu menjadi kebijakan kami. Kami tidak pernah mengumumkan bahwa Jihad telah berakhir dan juga belum ada alasan yang membatalkan kewajiban Jihad. Pendudukan belum berakhir juga Imarah Islam yang telah didirikan juga negara yang belum merdeka.
AIP: Masyarakat internasional selalu menekankan bahwa Taliban (IIA) memutuskan semua hubungan dengan kelompok “teroris” (kelompok bersenjata internasional). Taliban juga selama beberapa tahun terakhir menyatakan dalam pernyataan mereka bahwa tidak ada kelompok-kelompok bersenjata asing yang hadir di Afghanistan dan juga Taliban tidak memiliki hubungan dengan mereka. Kini, pemimpin Al-Qaeda, Syaikh Aiman Az-Zhawahiri bersumpah setia dan diterima oleh Mullah Akhtar, apakah ini berarti bahwa jurang sekali lagi terbentuk antara Taliban dengan masyarakat internasional?
ZM: Kami telah memiliki kebijakan non-intervensi sejak Imarah didirikan. Kami ingin membangun hubungan kedutaan dengan dunia, duta besar dikirim ke negara-negara yang mengakui kami secara resmi dan upaya dilakukan untuk membangun hubungan dengan orang-orang yang belum mengakui.
Tapi di atas semua ini, kami masih belum bisa melupakan Muslim yang tertindas di seluruh dunia. Ini adalah kewajiban agama kami dan simpati kami terhadap kaum Muslim yang tertindas. Orang bisa melabeli mereka dengan apapun yang mereka inginkan, namun mereka masih saudara seiman kami.
Kami tidak meminta siapa pun di luar negara ini untuk memberikan sumpah setia mereka kepada kami, tapi jika mereka melakukannya karena kasih sayang mereka sendiri, maka kami tidak memiliki alasan untuk menolak janji mereka, kami harus merespon kasih sayang mereka.
Tapi ini tidak berarti bahwa tanah kami dapat digunakan melawan orang lain tanpa sepengetahuan kami. Ini adalah kebutuhan dan keharusan bagi kami untuk tidak membuat dunia menjadi musuh kami. Ini adalah kebijaksanaan dan kebutuhan bahwa dunia luar tidak merasa terancam oleh kami.
AIP: Kelompok “Gerakan Islam Uzbekistan” menyatakan sumpah setia mereka kepada Daulah Islam (ISIS) dalam sebuah video. Dikatakan bahwa kelompok ini berbasis di Afghanistan. Jika mereka berada di Afghanistan, apakah Anda bisa memberitahu kami di bawah bendera apa mereka beroperasi? Bagaimana hubungan mereka dengan Taliban?
ZM: Adapun yang beranggapan mereka berbasis di Afghanistan, maka ini adalah anggapan yang salah.
Mereka yang melancarkan Jihad di Afghanistan melakukannya di bawah bendera dan kebijakan Imarah Islam.
Orang-orang ini di bawah nama Daesh (Daulah Islam) saat ini hanya beroperasi di satu atau dua distrik di provinsi Nangarhar yang sebagian besar memiliki kewarganegaraan Pakistan dengan jumlah pemuda setempat yang sangat kecil. Mereka menyeberangi perbatasan dari Pakistan dan tidak ada orang lain yang beroperasi di Afghanistan di bawah nama ini di Afghanistan.
AIP: Apa hasil pertemuan antara delegasi Taliban dan beberapa anggota masyarakat Afghanistan di Norwegia dan Qatar?
ZM: Kebijakan Komisi Politik Imarah Islam adalah komunikasi terbuka kepada siapa saja dan di mana saja, jadi orang-orang ini tidak perlu mempelajari kami melalui propaganda-propaganda media.
Semua dalam semua, Imarah Islam mampu mengomunikasikan pesan dan kebijakan mereka untuk dunia dan warga Afghanistan dan ini adalah hasilnya.
AIP: Apakah benar bahwa pemimpin Taliban mengadakan pertemuan luar negeri. Mengapa Taliban tidak memindahkan kegiatan mereka ke dalam negeri?
ZM: Anda mengetahui bahwa Mujahidin kami secara fisik di pertempuran di semua provinsi negara dan bertanggungjawab di daerah masing-masing juga. Tampaknya karena kebutuhan beberapa ikhwan mungkin memanfaatkan letak geografis negara-negara tetangga, tapi ini tentu tidak berarti bahwa anggota kami adalah bagian dari mereka hanya karena undangan resmi seseorang. Itulah mengapa beberapa personil kunci kami dipenjara dan beberapa bahkan telah syahid di penahanan.
Banyak warga Afghanistan yang telah bekerja dengan pemerintah Taliban dipaksa untuk bermigrasi ke tempat yang relatif lebih aman karena kriminalisasi Amerika. Tentu migrasi ke negara-negara yang secara geografis dan budaya sama [dengan Afghanistan] akan menjadi [tujuan] pertama yang diminati dan yang telah menjadi negara tujuan para pengungsi Afghanistan sejak dulu selama tiga dekade.
Oleh karena itu jika daerah perbatasan negara tersebut digunakan karena keharusan, hal itu tidak berarti bahwa seseorang telah memberikan kita kebebasan dan kesempatan.
AIP: Sebenarnya keputusan siapakah untuk menyembunyikan kabar wafatnya Mullah Muhammad Umar Mujahid dan apa keuntungan bagi Taliban?
ZM: Keluarga Amirul Mukminin (semoga Allah merahmatinya), personil Kehakiman Imarah Islam yang bertanggung jawab dan beberapa anggota dewan kepemimpinan adalah pemimpin yang memutuskan mengenai hal ini bersama-sama. Efek positifnya adalah bahwa ada beberapa hal dan kondisi kritis pada waktu itu yang bisa diperparah dengan pengumuman tersebut, tetapi segala puji bagi Allah, kami sekarang sudah keluar dari fase [sulit] itu.
AIP: Jika bangsa Afghan yang mengatakan bahwa Mullah Muahmmad Umar telah meninggal pada tahun-tahun awal invasi Amerika atau yang menyatakan bahwa ia dipenjarakan atau bahwa ia tidak pernah ada, bagaimana Taliban akan membuktikan bahwa ia memerintahkan perang selama 12 tahun dan bahwa ia adalah pemimpin bangsa ini?
ZM: Amirul Mukminin secara fisik melakukan kegiatan militer bersama dengan beberapa komandannya selama satu tahun setelah invasi Amerika. Ia kemudian mulai mengeluarkan pernyataan audio untuk Syura, karena alasan keamanan, yang masih disajikan dengan para anggota Imarah yang mengkhawatirkannya dan beberapa bahkan telah dipublikasikan secara online. Di atas semua itu, surat-surat yang ditulis dikirim ke pimpinan dan utusan juga beredar, jadi apakah masih kurang saksi lagi?
AIP: Adapun pertanyaan terakhir, sampai meraih tujuan apakah Taliban melanjutkan perjuangan dan peperangan mereka?
Tujuan dari Imarah Islam sangat jelas, mengusir semua pasukan asing, meraih kemerdekaan negara dan pelaksanaan sistem Islam di negara ini.
(timredaksi/arrahmah.com)