TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Juru bicara Hamas, Osama Hamdan telah memperingatkan Presiden AS Donald Trump untuk tidak menambahkan “lebih banyak minyak ke atas api”, komentarnya ini terkait rencana pemindahan Kedutaan Besar AS di “Israel” dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Sekretaris Trump mengatakan pekan lalu bahwa pemerintahan baru berada di “tahap awal” membaas kemungkinan relokasi.
“[Trump] harus membuat pilihan apakah ia ingin menciptakan perdamaian di kawasan itu atau ia ingin menambahkan lebih banyak minyak di atas api,” ujar Hamdan dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera.
“Warga Palestina tidak akan menerima untuk mengabaikan Yerusalem, mereka tidak akan menerima untuk meninggalkan hak-hak mereka.”
Saat ditanya apakah jika kedutaan dipindahkan ke Yerusalem akan ada kekerasan, Hamdan mengatakan: “Jika ad perubahan atau pemerintah AS mencoba untuk membuat perubahan dalam status Yerusalem, tentu saja, akan berarti tindakan dari pihak Palestina dan tidak ada yang bisa mengendalikan itu,” lansir Al Jazeera pada Rabu (25/1/2017).
Pada Selasa (24/1), Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Marc Ayrault menegaskan kembali sikap negaranya untuk mengejar solusi di antara dua negara antara “Israel” dan Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina.
Partai politik Palestina, Fatah, juga telah mengeluarkan peringatan untuk Trump dan menentangnya.
Sementara itu kelompok-kelompok HAM mengatakan bahwa meski ditentang oleh masyarakat internasional, “Israel”, khususnya pemerintahan saat ini yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah bekerja secara aktif untuk merubah demografi Yerusalem Timur.
“Israel” mencabut izin tinggal warga Palestina, menghancurkan rumah-rumah mereka dan membangun pemukiman ilegal untuk para pemukim Yahudi di bawah ancaman dan kekerasan. (haninmazaya/arrahmah.com)