NAIRBI (Arrahmah.id) — Jurnalis terkemuka dari Pakistan, Arshad Sharif, mati ditembak oleh polisi di Nairbi, Kenya. Polisi saat itu sedang mengejar pencuri mobil, dan salah sasaran menembak mobil Sharif.
Dilansir dari AFP (25/10/2022), disebut korban merupakan pembawa berita terkemuka yang lari dari negaranya untuk menghindari tuduhan penghasutan.
Arshad Sharif, adalah seorang yang sering mengkritik pembangunan militer Pakistan yang kuat. Dia merupakan pendukung mantan perdana menteri Imran Khan, yang digulingkan dalam mosi tidak percaya parlemen pada bulan April.
Dalam panggilan telepon dengan Presiden Kenya William Ruto, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyerukan penyelidikan transparan atas penembakan larut malam pada hari Minggu.
Juru bicara kepolisian nasional Kenya Bruno Shioso mengatakan wartawan itu terluka parah oleh seorang petugas setelah mobilnya melewati penghalang polisi di daerah Magadi, 40 kilometer (25 mil) dari ibu kota Nairobi.
“Saat itulah mereka ditembak, hingga melukai mendiang Arshad Mohammed Sharif,” katanya dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa jurnalis itu bepergian dengan seorang pria yang digambarkan sebagai “saudaranya” Khurram Ahmed.
“Polisi nasional menyayangkan kejadian yang tidak mengenakkan ini,” katanya.
Pembunuhan itu memicu kekhawatiran di kalangan kelompok media dan protes di kota Karachi, Pakistan.
Menurut laporan polisi yang dilihat oleh AFP, polisi pada saat itu sedang mencari mobil curian dan orang yang diculik. Polisi telah membuat penghalang jalan darurat.
Namun, mobil yang membawa korban tetap melaju. Tembakan diarahkan ke mobil korban dengan sekitar sembilan peluruh. Mobil korban tetal bergerak melanjutkan perjalanan ke rumah warga Pakistan lainnya.
Di sana, Sharif ditemukan tewas “dengan luka tembak di kepala yang menembus dari belakang”.
Dalam sebuah posting di Twitter, PM Pakistan Sharif mengatakan dia telah meminta Ruto untuk “memastikan penyelidikan yang adil & transparan atas insiden mengejutkan. Dia menjanjikan bantuan habis-habisan termasuk mempercepat proses pengembalian jenazah ke Pakistan.”
Pada bulan Agustus, wartawan telah mewawancarai politisi senior oposisi Shahbaz Gill, yang mengatakan perwira junior di angkatan bersenjata Pakistan tidak boleh mengikuti perintah yang bertentangan dengan “keinginan mayoritas”.
Komentar itu menyebabkan saluran berita itu dihentikan siarannya sebentar dan surat perintah penangkapan dikeluarkan untuk Sharif, yang melarikan diri dari negara itu.
Saluran ARY kemudian mengatakan telah “memutuskan hubungan” dengannya.
Gill ditahan setelah wawancara, dan kritik Khan terhadap pengadilan atas penahanan tersebut menyebabkan dirinya muncul di pengadilan. (hanoum/arrahmah.id)