GAZA (Arrahmah.com) – Ahmad Abu Hussein, seorang wartawan Palestina yang ditembak oleh pasukan Israel saat meliput demonstrasi massal di sepanjang perbatasan Gaza awal bulan ini, telah meninggal karena luka-lukanya, menurut pejabat Palestina.
Hussein, 24 tahun, yang ditembak di perut selama aksi protes di dekat Jebaliya pada 13 April, adalah wartawan Palestina kedua yang telah dibunuh oleh tentara Israel sejak gelombang demonstrasi yang dikenal sebagai “Great March of Return” yang dimulai pada 30 Maret.
Pejabat kesehatan di Gaza mengatakan, Hussein meninggal pada Rabu (25/4/2018) di rumah sakit Tel Hashomer Israel, dekat Tel Aviv, lansir Al Jazeera.
Jenazahnya tiba pada hari itu juga di rumah sakit Al-Andalusi di Jalur Gaza, menurut Ashraf al-Qudra, juru bicara kementerian kesehatan.
Hussein awalnya dirawat di Gaza, sebelum kemudian dipindahkan ke rumah sakit di Ramallah pada 15 April dan kemudian ke Tel Hashomer empat hari kemudian.
Menurut saksi mata, Hussein, seorang fotografer untuk stasiun radio Voice of the People yang berbasis di Gaza, mengenakan rompi pelindung bertanda “PRESS” pada saat dia ditembak.
“Alat pelindung yang jelas menunjukkan seseorang adalah anggota pers harusnya diberi perlindungan ekstra, bukan malah menjadikan mereka sasaran,” kata Sherif Mansour, koordinator program Timur Tengah dan Afrika Utara untuk Komite Perlindungan Wartawan.
“Kematian Ahmad Abu Hussein ini menegaskan bahwa otoritas Israel harus untuk segera meneliti dengan cermat kebijakannya yang menargetkan wartawan yang sedang meliput aksi protes.”
Yaser Murtaja, seorang fotografer untuk kantor berita Ain Media yang bermarkas di Gaza, meninggal pada 7 April setelah menderita luka-luka akibat ditembak oleh pasukan Israel pada hari sebelumnya.
Murtaja, (30), ditembak di perut meskipun telah mengenakan jaket antipeluru yang ditandai dengan kata “PRESS” saat meliput protes di Khuza’a di selatan Jalur Gaza.
Tentara Israel tidak segera mengomentari insiden itu.
Sindikat Jurnalis Palestina menegaskan, pihaknya menuntut otoritas Israel bertanggung jawab penuh atas kejahatan ini.
(ameera/arrahmah.com)