JAKARTA (Arrahmah.com) –Anggota Tim Media Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) sekaligus Anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Fajar Shadiq mendapat tindak kekerasan saat perjalanan pulang dari kampanyae Road4Peace di Yala, Thailand Selatan, Selasa (23/7/2013).
Kejadian ini berlangsung saat Fajar mendokumentasikan suasana di Stasiun Yala. Saat itu kereta sedang menurunkan penumpang. Tiba-tiba dari belakang tengkuk jurnalis An-najah.net dipukul oleh beberapa orang tidak dikenal.
“Fajar kemudian reflek mengelak. Lalu kameranya mau diambil, tapi ditahan. Mereka cuma dapat mengambil lensanya,” kata Abdul Shomad, Relawan HASI yang ikut dalam rombongan Selasa (23/7/2013).
Setelah lolos dari perampasan, massa kemudian mengejar Fajar. Anggota Divisi Pendidikan dan Pelatihan JITU itu langsung lari mengetahui dirinya menjadi sasaran amukan massa.
“Kami lihat saat kereta berjalan banyak orang melihat ke arah jalanya kereta yang ternyata enam orang sedang berlarian seakan ada yang dikejar,” jelas Abdul Shomad.
Abdul Shomad menjelaskan pelaku pemukulan berasal dari kelompok setempat yang tidak suka dengan kehadiran rombongan Road4Peace dari Malaysia dan Indonesia.
“Menurut kepala HAM di sini indikasi orang-orang suruhan kuat karena mereka tahu ada NGO dari Malaysia dan Indonesia disini,” papar Alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Indikasi sentimen kelompok budha kepada muslim sempat mengemuka. Mengingat, saat meliput, Fajar memakai kopiah dan sorban. Namun Abdul Shomad belum bisa berkomentar jauh terkait keterlibatan kelompok Budha.
“Kita sedang inventarisir masalahnya,” katanya.
Seperti diketahui selama 12 hari di bulan suci Ramadhan, sejumlah perwakilan NGO kemanusiaan dari tiga negara mengikuti Road For Peace (R4P), sebuah misi perdamaian di bumi Patani dan Myanmar.
Ketiga negara tersebut adalah Malaysia, Indonesia, dan Thailand. Adapun perwakilan NGO dari Indonesia, diwakili oleh tiga relawan aktivis kemanusiaan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI), yakni: Abu Abdillah, Emriza, dan Abu Bumi.
Dua wartawan yang tergabung dalam Jurnalis Islam Bersatu (JITU) mendapat kesempatan untuk meliput misi perdamaian tersebut. Kedua wartawan itu adalah Desastian (voa-Islam) dan Fajar Shadiq (An-Najah).
(azmuttaqin/islampos/arrahmah.com)