SRINAGAR (Arrahmah.com) – Sebuah laporan mengatakan sejak tahun 1989 sembilan personil media telah tewas dan beberapa terluka di Kashmir. Di wilayah Kashmir yang diduduki musyrikin India, merupakan salah satu tempat di mana orang-orang yang berasosiasi dengan pers dan media dalam menjalankan tugas profesional mereka berada dalam keadaan paling sulit.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Kashmir Media Service dalam memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia, hari ini (3/5/2011), sembilan jurnalis Kashmir dilaporkan telah terbunuh saat menjalankan tugasnya selama perjuangan pembebasan berlangsung di Kashmir sejak 1989. Mereka adalah Shabbir Ahmad Dar, Mushtaq Ali, Ghulam Muhammad Lone, Ghulam Rasool Azad, Muhammad Shaban Wakeel, Pervez Muhammad Sultan, Mushtaq Ahmad, Javed Ahmad dan seorang penulis wanita, Asia Gilani.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa jurnalis Kashmir dan penulis lainnya dipukuli dan mengalami luka oleh kebrutalan tentara muyrik India saat mereka melaksanakan tugas profesional mereka, tak jarang para kuli tinta ini juga ditahan dengan tuduhan palsi di wilayah yang diduduki untuk membungkam mulut mereka.
Di wilayah yang diduduki, secara rutin para wartawan diculik, mereka diancam dengan ancaman kematian. Semua ini telah membuat pekerjaan mereka menjadi sangat sulit.
Pada tanggal 7 Januari tahun lalu, seorang perwira polisi musyrik India menembak sekelompok jurnalis media lokal di Lal Chowk, Srinagar, membuat satu di antara mereka berada dalam keadaan kritis. Para awak media ini berusaha mengambil gambar selama bentrokan terjadi antara pasukan pendudukan dengan Mujahidin. (haninmazaya/arrahmah.com)