KAIRO (Arrahmah.com) – Ribuan massa di Mesir melanjutkan aksi protes mereka di Tahrir Square Kairo, menyerukan para jenderal yang berkuasa di Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) untuk melepaskan kekuasaan.
Para pemrotes, yang telah berada di Tahrir Square sejak Selasa (26/6/2012), juga menyerukan untuk mengembalikan parlemen, yang dibubarkan oleh SCAF pada 16 Juni menyusul putusan Mahkamah Agung sebelumnya. Mereka juga menuntut agar Presiden terpilih Mohamed Morsi diberikan kekuasaan penuh.
Dalam pernyataan konstitusional terakhir yang dikeluarkan pada tanggal 17 Juni, junta mengambil alih anggaran negara dan memberikan kekuasaan atas dirinya untuk veto sebuah konstitusi baru. Hal ini membuat presiden baru hampir tak berdaya.
Pada hari Senin (25/6), Morsi mulai bekerja pada pembentukan pemerintah yang katanya akan mewakili semua rakyat Mesir.
Pada hari Minggu (24/6), Komisi Pemilihan Umum Presiden mengumumkan Morsi sebagai pemenang dalam ajang pemilihan presiden di Mesir.
Morsi memperoleh 13,2 juta suara dari lebih dari 26 juta atau setara dengan 51,7 persen suara.
Pesaingnya, Ahmed Shafiq, perdana menteri terakhir di era Hosni Mubarak, menerima 12,3 juta suara atau 48,3 persen. Selasa pagi (26/6), ia terbang ke Uni Emirat Arab, beberapa jam setelah jaksa penuntut umum pemerintah meluncurkan penyelidikan atas kasus dugaan korupsi terhadap dirinya.
Puluhan ribu warga Mesir berkumpul di Kairo dan di seluruh negeri untuk merayakan kemenangan Morsi dengan meneriakkan Takbir dan “Ganyang kekuasaan militer.” (althaf/arrahmah.com)