WASHINGTON (Arrahmah.com) – Seiring dengan operasi Amerika di Afghanistan dan Irak yang menginjak level barunya, jumlah kerugian militer di dua negara yang saling berdekatan itu mencapai 5000 orang.
Menurut perhitungan Associated Press yang dipublikasikan pada hari Selasa, sedikitnya 4.322 personil militer AS tewas di Irak sejak perang dimulai pada Maret 2003.
Sekitar 3.460 personil militer yang meninggal akibat perseteruan.
Departemen Pertahanan mengkonfirmasi pada hari Selasa (7/7) bahwa invasi yang dipimpin AS di Afghanistan telah mengakibatkan kematian sedikitnya 646, kebanyakan personil militer AS di Afghanistan, Pakistan dan Uzbekistan.
Depertemen AS telah menambahkan jumlah tentara AS uang kehilangan nyawanya di luar Afghanistan dalam membantu Enduring Freedom Operation adalah sebanyak 68.
Administrasi Bush yang menyerang Afghanistan pada tahun 2001 untuk menangkap Syaikh Usamah bin Ladin dan menghancurkan jaringan al-Qaidah dan Taliban.
Dalam rangka menjalankan strategi baru Presiden AS Barack Obama di Afghanistan, militer AS minggu ini meluncurkan sebuah serangan terhadap Taliban di selatan negara.
Sekitar 4.000 angkatan laut (marinir) ikut ambil bagian dalam Operasi Khanjar, menyerang mujahidin Taliban di provinsi Helmand. Operasi ini ditujukan untuk meningkatkan keamanan di wilayah Afghanistan menjelang pemilihan presiden yang akan berlangsung sebentar lagi.
Namun, selama kunjungan dadakan ke Afghanistan pada hari Kamis (2/7), wakil presiden AS, Joe Biden, mengakui bahwa solusi penambahan personil militer yang jor-joran ke Afghanistan tidak dapat menjawab perlawanan mujahidin yang kian hari kian meningkat.
“Angkatan militer memang dibutuhkan, tapi tak cukup memadai untuk keberhasilan misi AS di Afghanistan,” ungkap Biden sambil menambahkan bahwa “pada akhirnya, harus ada sebuah solusi ekonomi dan pemerintahan untuk mengatasi masalah di negeri ini.” (Althaf/arrahmah.com)