GAZA (Arrahmah.id) – Kementerian Kesehatan Jalur Gaza mengumumkan, Senin malam (11/12), jumlah korban tewas sejak awal perang “Israel” meningkat menjadi 18.205 orang, sedangkan jumlah korban luka mencapai 49.645 orang.
Hal ini terjadi setelah 208 orang menjadi syuhada dalam beberapa jam terakhir, menurut kementerian, yang juga mengindikasikan bahwa ada sejumlah besar korban di bawah reruntuhan.
Juru bicara kementerian Dr. Ashraf Al-Qudra mengatakan dalam konferensi pers, “Selama beberapa jam terakhir, pendudukan melakukan 19 pembantaian dan genosida yang mengerikan di lingkungan perumahan dan tempat penampungan, termasuk daerah yang secara keliru diklaim aman.”
Pada hari ke-66 perang, tentara pendudukan “Israel” melanjutkan pemboman intensifnya di Gaza, dari kamp Jabalia di Jalur Gaza utara hingga Deir al-Balah di tengah dan Khan Yunis dan Rafah di selatan.
RS Kamal Adwan
Pasukan pendudukan juga terus menargetkan rumah sakit, koresponden Al Jazeera mengatakan bahwa Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia di Jalur Gaza utara sedang dikepung.
Direktur rumah sakit Ahmed Al-Kahlot mengatakan kepada Al Jazeera bahwa situasinya sangat sulit, dan drone “Israel” mengebom siapa pun yang keluar atau masuk rumah sakit.
Al-Kahlot menambahkan, “Kami memiliki 65 kasus infeksi, 12 anak dalam perawatan intensif, 6 bayi prematur, dan 3.000 orang pengungsi.”
Sementara itu, pasukan pendudukan menyerbu sejumlah sekolah yang menampung pengungsi di wilayah Fallujah, Jalur Gaza utara.
Anadolu Agency mengutip saksi mata yang mengatakan bahwa pasukan “Israel” menyerbu sekolah, mengusir perempuan dan anak-anak dari sekolah tersebut, dan menangkap para pria.
Para saksi melaporkan bahwa ketakutan terjadi di kalangan perempuan dan anak-anak yang meninggalkan sekolah di bawah deru peluru dan serangan bom “Israel”.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan adanya ketakutan terhadap nyawa ratusan ribu pengungsi akibat penyebaran epidemi dan penyakit menular di tempat penampungan.
Hal ini terjadi ketika sekolah, berbagai pusat penampungan, dan rumah sakit dipenuhi oleh puluhan ribu pengungsi.
86 jurnalis syahid
Pada saat yang sama, kantor media pemerintah di Jalur Gaza mengumumkan bahwa jumlah jurnalis yang syahid selama invasi “Israel” meningkat menjadi 86 orang.
Kantor tersebut mempublikasikan nama-nama jurnalis tersebut, yang terakhir adalah Muhammad Abu Samra, yang syahid pada Ahad (10/12).
Kantor media pemerintah di Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Pembunuhan “Israel” terhadap jurnalis Palestina terjadi dalam upaya untuk memutarbalikkan narasi Palestina dan mengaburkan kebenaran.” (zarahamala/arrahmah.id)