MOSUL (Arrahmah.com) – Seorang pejabat bantuan Irak telah memperingatkan situasi kemanusiaan yang memburuk dengan cepat di kamp-kamp pengungsi di tengah lonjakan jumlah warga sipil yang melarikan diri dari Mosul barat, di mana pasukan Irak berusaha untuk mengusir IS (Islamic State atau biasa dikenal ISIS) dari daerah tersebut.
“Situasi kemanusiaan untuk pengungsi dari Mosul Barat memburuk,” Iyad Rafed dari Bulan Sabit Merah Irak mengatakan kepada AA, Senin (20/3/2017).
“Jumlah pengungsi yang melarikan diri dari pertempuran terus meningkat,” katanya. “Hujan dan cucaca buruk memperparah situasi.”
Pada pertengahan Februari, pasukan Irak yang didukung oleh koalisi udara yang dipimpin AS, mulai beroperasi besar-besaran untuk mengusir ISIS dari Mosul barat yang merupakan kubu terakhir mereka di utara kota.
Serangan tersebut merupakan bagian dari kampanye yang lebih besar diluncurkan pada Oktober lalu untuk merebut kembali seluruh kota yang diserbu ISIS pada pertengahan tahun 2014.
Menurut Departemen Migrasi Irak, total 355.000 warga sipil telah melarikan diri dari Mosul sejak Oktober lalu.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin, kementerian itu mengatakan bahwa 181.000 pengungsi telah melarikan diri dari sisi barat Mosul seorang diri.
Tercatat 81.000 telah kembali ke rumah mereka di daerah kota baru yang dibebaskan oleh pasukan Irak.
Menurut Rafed, proses evakuasi pengungsi ke kamp-kamp dekat Mosul sering menghadapi penundaan.
“Tidak ada ruang untuk pengungsi lagi di kamp pengungsia Hammam al-Alil di tenggara Mosul, yang saat ini menjadi tempat tinggal untuk 4.000 keluarga,” katanya.
PBB sekarang mengaharpkan eksodus 400.000 orang lainnya dari Mosul barat sebagai akibat serangan anti-ISIS di kota. (fath/arrahmah.com)