IRAK (Arrahmah.com) – Seorang pemimpin senior Sunni di Irak menyampaikan bahwa jumlah pejuang ISIS kurang dari sepertiga pejuang Ahlussunnah di negara itu. Montasir Al-Anbari mengatakan bahwa keputusan untuk membentuk kelompok pertempuran Sunni diambil oleh para ulama dan anggota suku Sunni untuk bangkit dari pembantaian yang dilakukan oleh tentara Irak pada Mei tahun lalu di mana puluhan orang tewas dan terluka dalam insiden itu, lapor MEMO pada Selasa (17/6/2014).
Al-Anbari menekankan bahwa pembentukan kelompok pertempuran Sunni itu diputuskan dalam pertemuan semua kelompok Sunni selain ISIS. Dia tidak mengungkapkan tempat pertemuannya, namun mengatakan bahwa beberapa kelompok menyarankan memulai tindakan setelah pemilu, memberikan kesempatan bagi Al-Maliki untuk merespon tuntutan mereka untuk reformasi.
ISIS, ujarnya, meminta untuk bergabung dengan kelompok Sunni beberapa bulan setelah pembentukannya dan meminta untuk menjadi bagian dari aksi militer Sunni. Banyak keberatan yang diungkapkan, kata Al-Anbari, sebelum mereka setuju untuk menerima permintaan ISIS.
“Tanpa diragukan lagi, meskipun, kami khawatir tentang gerakan sepihak ISIS karena mereka menyerang kota Telafer dan menculik konsul Turki,” kata Al-Anbari, “dan mereka mengancam untuk berangkat ke Baghdad, Karbala dan Al-Najaf.” Semua ini, dia menekankan, melanggar kesepakatan yang dicapai antara kelompok pejuang Sunni.
“Dalam kasus apapun, ISIS hanya membentuk sekitar 30 persen dari pejuang ‘pemberontak’, tetapi mereka terkait kepada kami oleh perjanjian tertentu dan mengakui bahwa mereka tidak dapat menghadapi kelompok pertempuran lainnya.”
Menurutnya, setiap solusi politik yang memenuhi tuntutan Ahlussunnah dan menyelamatkan mereka dari penindasan Al-Maliki akan diterima di sana.
(aliakram/arrahmah.com)