WUHAN (Arrahmah.com) – Korban jiwa akibat virus corona melonjak tajam. Dilaporkan pada Senin (10/2/2020) lebih dari 900 orang di daratan Cina telah meninggal, sebagaimana dilansir AFP. Sebanyak 91 orang dikabarkan meninggal di Hubei, provinsi yang menjadi pusat wabah.
Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan virus SARS yang melanda Cina tahun 2003, yang menelan korban sebanyak 711 orang.
Data terbaru datang setelah WHO mengatakan dalam empat hari terakhir tampak “stabilisasi” di Hubei, tetapi WHO juga memperingatkan bahwa angka-angka tersebut masih bisa “naik”.
Setidaknya 39.800 orang di Cina sekarang telah terinfeksi oleh virus, yang diyakini telah muncul pada akhir tahun lalu di ibu kota Hubei, Wuhan, di mana kini penduduk berjuang untuk mendapatkan kebutuhan pokok sehari-hari.
Epidemi telah mendorong pemerintah untuk mengunci seluruh kota Wuhan karena kemarahan atas penanganan krisis meningkat, terutama setelah seorang dokter whistleblowing menjadi korban virus tersebut.
Dengan adanya epidemi ini masyarakat Cina harus mengenakan masker di manapun mereka berada. banyak toko bahkan mall yang tutup akibat virus ini, sehingga masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka.
Michael Ryan, kepala Program Keadaan Darurat Kesehatan WHO, mengatakan “periode stabil” wabah dapat mencerminkan dampak dari “langkah-langkah pengendalian”.
Sebuah “misi pakar internasional” WHO berangkat pada Ahad (9/2) malam ke Cina, ungkap direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui akun Twitternya. Misi ini dipimpin oleh Bruce Aylward, seorang veteran dari keadaan darurat kesehatan sebelumnya. (rafa/arrahmah.com)