WASHINGTON (Arrahmah.com) – Korban kematian akibat coronavirus di Amerika Serikat melampaui 90.000 pada Senin (18/5/2020) ketika jumlah total kasus COVID-19 yang dikonfirmasi naik di atas 1,5 juta di seluruh negara, menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins.
Tonggak sejarah yang suram datang ketika Presiden AS Donald Trump menuliskan pernyataan di akun Twitter-nya: “BUKA NEGARA KITA!” dan Gedung Putih berusaha mengalihkan kesalahan, termasuk ke ilmuwannya sendiri, atas banyaknya kematian, lansir Al Jazeera.
Trump telah meningkatkan desakannya untuk membuka kembali AS, meskipun ada risiko kesehatan.
Pekan lalu, presiden menegur pakar penyakit menular terkenal di negara itu, Dr Anthony Fauci, atas peringatan yang dia berikan tentang pembukaan kembali negara terlalu cepat.
Fauci, yang memimpin Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, memperingatkan bahwa pembukaan prematur dari karantina ketat, dapat menyebabkan wabah tambahan dari coronavirus yang mematikan.
“Ada risiko nyata bahwa Anda akan memicu wabah yang mungkin tidak dapat Anda kendalikan,” kata Fauci.
Trump menyebut peringatan itu tidak dapat diterima, dan mengatakan AS “kembali” dengan atau tanpa vaksin.
“Saya tidak ingin orang berpikir ini semua tergantung pada vaksin,” kata Trump pada hari Jumat ketika ia mengumumkan upaya AS untuk mengembangkan vaksin yang siap untuk digunakan pada tahun 2021, dalam waktu delapan bulan -garis waktu yang bertentangan dengan banyak pakar kesehatan, yang mengatakan vaksin akan membutuhkan waktu 12-18 bulan untuk pengembangan dan pengujian.
“Vaksin atau tanpa vaksin, kami kembali. Dan kami sedang memulai prosesnya,” kata Trump, seraya menambahkan bahwa ia ingin melihat sekolah dibuka sebelum akhir tahun.
Sebagian besar negara bagian telah mulai dibuka kembali, setidaknya selama sebulan terakhir. Pakar kesehatan mengatakan mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk mengetahui efek pembukaan kembali.
Texas, yang telah memungkinkan bisnis non-esensial untuk dibuka kembali dengan pembatasan, melaporkan lonjakan kasus terbesar dalam satu hari pada Sabtu lalu.
Negara melaporkan 1.801 kasus baru, sehingga jumlah total kasus di negara bagian menjadi 46.999.
Pejabat setempat mengklaim lonjakan terjadi karena adanya peningkatan pengujian yang ditargetkan di daerah berisiko tinggi, termasuk pabrik pengemasan daging, yang telah melihat lonjakan kasus di seluruh AS.
Trump terus bertentangan dengan pendapat para ahli kesehatan negara tersebut. Ia pada Senin (18/5) juga menggunakan hidroksi kloroquin sebagai obat pencegahan terhadap coronavirus meskipun ada peringatan medis tentang penggunaan obat malaria ini untuk mengobati coronavirus. (haninmazaya/arrahmah.com)