ISLAMABAD (Arrahmah.id) – Korban tewas akibat banjir dahsyat di seluruh Pakistan telah melonjak menjadi 1.355, dengan 12 korban baru dilaporkan dalam 24 jam terakhir, statistik resmi menunjukkan pada Rabu (7/9/2022).
Dari kematian baru, enam dilaporkan dari provinsi Sindh selatan, sedangkan tiga orang kehilangan nyawa dalam kecelakaan terkait banjir di Balochistan barat daya dan dua di provinsi Khyber Pakhtunkhwa barat laut, kata Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA) negara itu, lansir Anadolu.
Sebanyak 542 orang telah meninggal di Sindh sejak 14 Juni, diikuti oleh 292 di Khyber Pakhtunkhwa, dan 263 di Balochistan, menurut NDMA.
Dikatakan 191 orang tewas di provinsi Punjab timur laut.
Sejak 14 Juni, total 12.722 orang terluka dalam insiden terkait hujan dan banjir di seluruh negeri.
Musim muson di Pakistan, seperti di negara-negara lain di kawasan itu, biasanya mengakibatkan hujan lebat, tetapi tahun ini merupakan yang terbasah sejak 1961.
Saat ini, sepertiga dari negara itu terendam air karena hujan deras dan gletser yang mencair telah menyebabkan Sungai Indus meluap, membanjiri petak-petak dataran yang luas, dan pertanian.
Hujan dan banjir yang merusak juga telah menghanyutkan ratusan ribu rumah, jembatan, jalan dan bangunan di seluruh negara nuklir Asia Selatan itu, yang sudah bergulat dengan gejolak politik dan ekonomi.
Lebih dari 33 juta dari sekitar 220 juta penduduk negara itu telah terkena dampak banjir, menyebabkan kerugian yang mengejutkan sebesar $10 miliar dalam bentuk kerusakan pada infrastruktur yang sudah melemah.
Hampir 45% dari lahan pertanian negara itu telah dilanda banjir, yang merupakan ancaman serius bagi ketahanan pangan dan semakin menambah inflasi yang sudah meroket.
Ratusan ribu orang terlantar juga menghadapi wabah penyakit yang ditularkan melalui air, kulit dan mata, dengan para ahli kesehatan memperingatkan jumlah kematian yang lebih tinggi akibat diare, gastrointestinal, tipus, demam berdarah malaria, dan infeksi lain daripada akibat hujan dan banjir. (haninmazaya/arrahmah.id)