BERLIN (Arrahmah.com) – Seorang anggota parlemen partai sayap kiri Jerman, Ulla Jelpke, menyalahkan kekerasan anti-imigran dari ekstremis sayap kanan dan mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan yang lebih tegas.
“Kami melihat hampir 10 tindak (kekerasan) sehari,” katanya kepada surat kabar Jerman Funke Mediengruppe.
“Apakah orang harus mati dulu sebelum kekerasan sayap kanan dianggap sebagai masalah keamanan dalam negeri dan menjadikannya puncak agenda kebijakan nasional?” tanyanya.
Lebih dari 3.500 serangan terhadap pengungsi dan tempat penampungan suaka terjadi tahun lalu, data kementerian dalam negeri Jerman menunjukkan. Hampir 10 tindak kekerasan anti-imigran terjadi setiap hari.
Serangan tersebut mengakibatkan 560 orang luka-luka, termasuk di antaranya 43 anak-anak, kata kementerian itu dalam pernyataan tertulis.
Pemerintah Jerman mengungkapkan, mengutuk keras kekerasan tersebut, tambah isi pernyataan itu sebagaimana dilansir France 24 (26/2/2017).
“Orang-orang yang telah meninggalkan negara asal mereka dan mencari perlindungan di Jerman memiliki hak untuk mengharapkan penampungan yang aman,” tambahnya lagi.
Sebanyak 2.545 serangan terhadap pengungsi individu dilaporkan tahun lalu, kementerian mencatat, mengutip statistik dari polisi.
Selain itu, ada 988 kasus penampungan pengungsi dan pencari suaka dijadikan target pada tahun lalu, termasuk serangan pembakaran.
Kenaikan tajam dalam kejahatan kebencian terjadi setelah Jerman menerima 890.000 pencari suaka pada tahun 2015 pada puncak krisis pengungsi Eropa.
Keputusan Kanselir Jerman Angela merkel untuk membuka pintu bagi mereka yang melarikan diri dari negara konflik memicu dukungan untuk partai Alternative for Germany (AfD), yang merupakan kelompok sayap kanan.
Jumlah kedatangan pengungsi menurun tajam pada tahun 2016 menjadi 280.000, akibat penutupan perbatasan di jalur darat Balkan dan kesepakatan Uni Eropa dengan Turki untuk membendung arus masuk pengungsi.
Seorang warga Jerman neo-Nazi dijatuhi hukuman delapan tahun penjara pada bulan ini karena membakar sebuah gedung olah raga yang dijadikan penampungan pengungsi. Kebakaran tersebut menyebabkan kerugian senilai $3,7 juta.
Dalam kasus lain yang mengejutkan, kerumunan penonton bersorak dan bertepuk tangan ketika melihat penampungan suaka habis terbakar pada Februari lalu. (fath/arrahmah.com)