TEHERAN (Arrahmah.com) – Sebuah sumber media yang dekat dengan “Hizbullah” di Libanon melaporkan bahwa, milisi proksi Teheran tersebut telah mencatat korban tewas tertinggi di antara anggotanya di Suriah. Hingga berita ini diturunkan, pada bulan Juli saja setidaknya 250 orang milisi Syiah itu tewas dalam pertempuran melawan Mujahidin.
Middle East Update melansir Shahba Press Ahad (2/8/2015) bahwa, sebagian besar milisi tewas dalam pertempuran sengit dengan Pasukan pejuang Suriah di Zabadani, provinsi Damaskus, selain itu juga terdapat korban tewas di lokasi lain di mana mereka berjuang atas nama Teheran untuk rezim Assad.
Meskipun didukung hiruk pikuk serangan udara dan tembakan artileri berat oleh rezim Assad, milisi Libanon telah menderita kekalahan besar dalam upayanya.merebut Zabadani. Wilayah tersebut merupakan jalur penting dalam rute transit antara Libanon dan Damaskus, dari tangan pasukan pejuang Suriah yang selalu berhasil memukul mundur upaya mereka.
Pertempuran di Zabadani, telah mengubah kota yang terkenal dengan resor yang indah, hancur menjadi puing-puing.
Pejuang Suriah telah memperingatkan Nashrullah bahwa dia telah mengirim pasukannya di Suriah ke dalam jurang, dari mana mereka tidak akan kembali ke rumah kecuali dalam peti mati terbungkus kain kuning. Tentu saja, hal tersebut sangat bertolak belakang dengan pidato Nashrullah tentang ‘kemenangan.’
Teheran dan kelompok proksinya juga menderita kekalahan di propinsi Aleppo dan Idlib. Di sana, Jaisyul Fath telah berhasil memenangkan pertempuran melawan rezim dan aliansinya.
Karena tingginya jumlah korban jiwa yang diderita di Suriah, “Hizbullah” meningkatkan upaya untuk merekrut lebih banyak tentara bayaran di Libanon.
Menurut ALN (3/8), kematian sejumlah besar anggota yang berpengalaman, walau bagaimanapun akan membuat kaum Syiah semakin bergantung pada pengiriman pejuang dengan sedikit pengalaman dan pelatihan untuk bertarung di negara tetangga. Dengan demikian, itu akan mengakibatkan jumlah korban tewas semakin tinggi. (adibahasan/arrahmah.com)