(Arrahmah.com) – Jabhah Nusrah berjanji akan menargetkan negara-negara Arab yang turut berpartisipasi dalam koalisi internasional pimpinan AS untuk melakukan serangan udara pengecut terhadap kaum Muslimin di Suriah. Mereka menekankan bahwa koalisi tersebut bukanlah perang terhadap Jabhah Nushrah, tetapi perang terhadap Islam, lansir Muqawamah pada Selasa (30/9/2014).
Dalam sebuah video yang dipublikasikan oleh Al-Manarah Al-Baydha, juru bicara Jabhah Nushrah, Syaikh Abu Firas As-Suri -semoga Allah melindunginya-, menekankan bahwa serangan terhadap Jabhah Nushrah dan gugurnya para syuhada dari Jabhah Nushrah, tidak akan melemahkan Jabhah Nushrah.
Hal tersebut justru merupakan jalan jihad yang diimpikan serta merupakan konsekuensinya, dan bahwa serangan itu tidak akan menghentikan Jabhah Nushrah yang telah keluar untuk menegakkan kalimah Allah serta mencari syahid.
Syaikh Abu Firas menggambarkan negara-negara Arab yang berpartisipasi dalam koalisi salibis sebagai hamba dan budak [AS]. Dia mengatakan bahwa salah satu dari negara-negara Arab ini tidak mampu mengatasi demonstrasi yang terjadi di sana, dan memanggil semua negara tetangganya untuk memecah barisan demonstrasi, “dan sekarang mereka mengikuti jejak para budak untuk menghamba kepada tuannya yang Kafir (AS).”
Beliau mengatakan bahwa negara-negara (Arab) ini sangat takut melihat Jabhah Nushrah dalam tidurnya “karena jika mereka memimpikannya, bagai melihat mereka (mujahidin) dalam kehidupan nyata, dan mereka menghamba kepada orang lain (AS) dan ini bukanlah sifat seorang pria.”
Juru bicara Jabhah Nushrah ini juga menekankan bahwa “tindakan kriminal ini bukanlah untuk melawan Jabhah Nushrah, namun diarahkan kepada rakyat Syam seluruhnya, orang-orang yang bangkit melawan Thaghut (Assad).” Beliau mengatakan bahwa orang-orang Islam tidak gagal, tapi “para penguasa yang zalim yang berdiri di barisan thaghut, dan kafir.”
Beliau menyimpulkan dengan menyerukan rakyat Syam agar mendukung Jabhah Nushrah, dan menekankan kemampuannya untuk bertahan dalam menghadapi para tirani serta mengikuti jalan untuk menegakkan kalimat Allah di Syam dan membentuk pemerintahan-Nya serta mendirikan Imarah Islam.
(banan/arrahmah.com)