BAGHDAD (Arrahmah.com) – Juru bicara resmi Irak and Sham Islamic State (ISIS, Daulah Islam Irak dan Syam) Syaikh Abu Muhammad al-Adnani menampik sejumlah tuduhan palsu media massa mainstream terhadap ISIS. Beliau menegaskan serangan gencar media massa terhadap ISIS memiliki sejumlah tujuan jahat.
Hal itu ditegaskan oleh Syaikh Abu Muhammad al-Adnani dalam pesan audio berjudul “Cukuplah engkau memiliki Allah, wahai Daulah yang dizalimi“. Pesan audio ini dirilis oleh Yayasan Media Al-I’tisham, sayap media Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) pada pekan keempat September 2013 M.
Dalam pesan audio tersebut Syaikh Abu Muhammad al-Adnani juga mengingatkan kelompok-kelompok jihad Islam da FSA untuk mewaspadai konspirasi Amerika dan Barat yang bertujuan memecah-belah persatuan mujahidin Islam dan FSA.
“Kami mengingatkan semua kelompok bersenjata di Suriah, terutama kelompok-kelompok bersenjata FSA; sesungguhnya serangan gencar media massa terhadap ISIS bertujuan untuk menimbulkan perpecahan dan permusuhan di antara kita. Maka sadarilah hal itu dan berhati-hatilah! Janganlah kalian membenarkan berita TV-TV dan gendang-gendangnya, apalagi mengekor di belakangnya.”
Syaikh Al-Adnani mengingatkan kesatuan-kesatuan bersenjata di Suriah bahwa Amerika dan Barat tidak berani menghadapi mujahidin secara langsung. Hal itu berdasar pengalaman kekalahan menyakitkan Amerika dan Barat di medan jihad Afghanistan dan Irak. Amerika dan Barat membuat milisi-milisi bayaran lokal untuk memerangi mujahidin di Irak, yang lazim dikenal sebagai milisi Shahwat. Hal yang sama kini ditempuh oleh Amerika dan Barat dengan membentuk milisi-milisi bayaran sekuler untuk memerangi mujahidin Islam.
“Setelah menerima pelajaran yang keras dari Afghanistan dan Irak, Amerika dan skeutu-sekutunya mengetahui secara yakin bahwa mereka tidak akan mampu menghadapi mujahidin secara langsung. Mereka yakin harus memiliki agen-agen [boneka-boneka] dari orang-orang yang sebangsa dengan mujahidin guna memerangi mujahidin. Barack Obama telah menegaskan hal ini dalam pertemuan terakhirnya di PBB. Obama meminta PBB mendukung beberapa kesatuan [sekuler FSA] untuk membendung mujahidin yang ia namakan ‘orang-orang ekstrim’.”
“Amerika telah mengambil pelajaran dari peperangannya melawan mujahidin. Amerika menyadari bahwa dana yang ia gelontorkan untuk milisi-milisi Shahwat dan boneka-bonekanya tidak mencapai 1 persen dari seluruh dana yang ia gelontorkan untuk memerangi mujahidin secara langsung. Maka dari dahulu hingga sekarang, siang dan malam, Amerika dan sekutu-sekutunya berusaha untuk membentuk milisi-milisi Shahwat dan memobilisasi agen-agennya, dengan gelontoran dana dan tawaran jabatan.”
Syaikh Al-Adnani menyerukan kepada kaum muslimin secara umum dan mujahidin secara khusus untuk mewaspadai milisi-milisi Shahwat yang dibentuk Amerika dan Barat di Suriah.
“Maka hendaklah umatku mengetahui, inilah yang telah membentuk milisi-milisi Shahwat di Irak, dan inilah yang sekarang akan membentuk milisi-milisi Shahwat di Syam.”
“Janganlah orang yang berakal sehat menyangka bahwa semua kelompok bersenjata yang ada di Syam berperang di jalan Allah atau berperang untuk membela orang-orang yang tertindas. Justru di antara kelompok bersenjata ini ada kelompok yang masyarakat tidak ragu sedikit pun mengetahuinya sebagai kelompok bayaran dan pembela rezim [Nushairiyah], orang-orang yang lemah jiwanya, orang-orang yang bodoh dan orang-orang yang menyimpang sehingga mudah diiming-imingi dan dibujuk.”
“Contohnya adalah kesatuan bersenjata yang dikenal dengan nama Brigade An-Nashr di kota Al-Bab, pinggiran Aleppo. Kelompok bersenjata ini telah menaruh penanda sinyal bagi pesawat-pesawat tempur Nushairiyah dan Iran untuk membombardir kantor-kantor mujahidin dan tempat-tempat perkumpulan kaum muslimin. Namun Allah menghinakan mereka dan memenangkan mujahidin atas mereka.”
(muhibalmajdi/arrahmah.com)