BAGHDAD (Arrahmah.com) – Juru bicara resmi Irak and Sham Islamic State (ISIS, Daulah Islam Irak dan Syam) Syaikh Abu Muhammad al-Adnani menampik sejumlah tuduhan palsu media massa mainstream terhadap ISIS. Beliau menegaskan serangan gencar media massa terhadap ISIS memiliki sejumlah tujuan jahat.
Hal itu ditegaskan oleh Syaikh Abu Muhammad al-Adnani dalam pesan audio berjudul “Cukuplah engkau memiliki Allah, wahai Daulah yang dizalimi“. Pesan audio ini dirilis oleh Yayasan Media Al-I’tisham, sayap media Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) pada pekan keempat September 2013 M.
Syaikh Al-Adnani menjelaskan bahwa media massa mainstream secara sengaja menutu-nutupi berita tentang operasi-operasi, aktivitas-aktivitas dan kesuksesan-kesuksesan Daulah Islam Irak dan Sham.
Banyak operasi skala besar yang sukses dilakukan oleh ISIS di Irak dan Suriah. Media massa secara sengaja menutup mata atas kesuksesan operasi-operasi tersebut. Sebaliknya kesuksesan operasi dalam skala yang jauh lebih kecil selalu diblow up oleh media massa jika dilakukan oleh sebuah kesatuan FSA. Terlebih jika kesatuan FSA tersebut menginduk kepada Dewan Komando Militer FSA yang sekuler dan bermarkas di hotel-hotel mewah di Turki.
” Contohnya di Irak adalah menutup-nutupi perang penyerbuan penjara Taji dan penjara Abu Ghuraib secara malu-malu, meskipun ia adalah peperangan yang sangat unik dan merupakan salah satu operasi peperangan yang paling besar dan paling rumit. Lebih dari itu melalui serangan itu berhasil dibebaskan ratusan tawanan.”
Mujahidin ISIS melakukan serangan 12 bom mobil dan penyerbuan heroik terhadap dua penjara maximum security di ibukota Baghdad, penjara Abu Ghuraib dan Taji, pada Ahad (21/7/2013) malam bertepatan dengan 12 Ramadhan 1434 H. Dalam operasi tersebut mujahidin membebaskan sedikitnya 500 tawanan Ahlus Sunnah dari penjara biadab rezim Syiah Irak. Lebih dari 120 polisi, tentara dan sipir penjara tewas dalam serangan tersebut.
Syaikh Al-Adnani membandingkan perbedaan sikap media massa terhadap operasi kesatuan FSA.
“Sementara itu genderang ditabuh dan terompet ditiup [diekspos media massa] jika ada pihak lain [kesatuan FSA] yang mampu membebaskan satu orang tawaban saja di sini atau sana.”
Sikap menutup mata dari kesuksesan operasi ISIS di Suriah juga dilakukan oleh media massa.
“Adapun contohnya di Syam adalah jika Daulah melakukan suatu operasi dan mengizinkan kelompok lain untuk turut serta dalam operasi tersebut, maka media massa menyatakan operasi tersebut dilakukan oleh kesatuan lain tersebut, tanpa menyebutkan nama Daulah sama sekali.”
“Contoh dari hal itu adalah media massa menyatakan pembebasan bandara militer Minnigh di pinggiran Aleppo dilakukan oleh FSA, padahal operasi tersebut dipersiapkan, dirancang dan dilaksanakan oleh Daulah, dengan keikut sertaan secara terbatas oleh sebagian kesatuan FSA.”
“Media massa sama sekali tidak menyebutkan nama Daulah, sampai juru bicara-juru bicara Dewan Pimpinan Militer sekuler yang “melakukan ribath” dalam hotel-hotel mewah [di Turki] tanpa rasa malu mengklaim sebagai pelaku operasi tersebut!”
Lebih lanjut Syaikh Al-Adnani mengungkapkan terkadang koresponden media massa menyebutkan kesuksesan operasi ISIS. Namun dewan redaksi media massa yang bersangkutan akan mengabaikan dan menutup mata terhadap laporan tersebut.
“Adapun jika operasi sepenuhnya dilakukan oleh Daulah, maka operasi tersebut sama sekali tidak disebutkan oleh media massa. Jika salah seorang koresponden media massa “keliru” dan menyebutkannya [sebagai operasi Daulah], maka laporannya tersebut dilewatkan begitu saja dengan malu-malu.”
“Contoh dari hal itu adalah operasi-operasi Daulah Islamiyah Irak dan Sham di pinggiran timur Hamah, di mana Daulah berhasil membebaskan beberapa desa, menghancurkan beberapa posko militer Nushairiyah, dan menyerbu sejumlah posisi-posisi militer yang besar, merebut beberapa gudang persenjataan. Posisi-posisi militer yang besar tersebut dikenal dengan nama Perisai Hamah.”
“Media massa tidak menyebutkan operasi Daulah ini meskipun ia merupakan salah satu operasi peperangan yang paling besar dan terhitung sebagai awal patahnya punggung rezim Nushairiyah di Hamah.”
Mujahidin ISIS membebaskan markas Pasukan Pertahanan Udara dan gudang-gudang senjata Brigade 66 di pinggiran Hamah Timur pada pekan kedua September 2013. Rudal, tank, meriam dan senjata berat dalam jumlah besar berhasil direbut mujahidin ISIS dari gudang senjata tersebut. (muhibalmajdi/arrahmah.com)