MOGADISHU (Arrahmah.com) – Mujahidin Somalia, Al Shabaab menuduh PBB pada Kamis (21/7/2011) melebih-lebihkan keparahan kekeringan yang tengah mencengkeam selatan negara itu dan mempolitisir krisis kemanusiaan.
PBB telah menyatakan kelaparan di dua kantong Somalia selatan, mengatakan bahwa 3,7 juta orang menghadapi resiko kelaparan dan bahwa diperlukan upaya bantuan terbesar dari yang pernah diberikan.
Bagian selatan negara Afrika tersebut sebagian besar dikendalikan oleh Mujahidin Al Shabaab yang selama empat tahun disalahkan dengan dalih memperburuk dampak kekeringan.
“Kami mengatakan (deklarasi PBB) 100 persen salah dan merupakan propaganda tak mendasar. Ya, terdapat kekeringan namun kondisinya tidak seburuk yang mereka katakan,” ujar juru bicara Al Shabaab, Sheikh Ali Mohamud Rage dalam sebuah konferensi pers.
“Mereka memiliki tujuan lain dan tidak mengejutkan kami jika mereka mempolitisir situasi.”
Jika masyarakat internasional tidak menangani keadaan darurat dengan cepat, kelaparan akan menyebar ke semua delapan wilayah selatan Somalia, klaim PBB.
Pada awal Juli, Mujahidin memberlakukan pelarangan bantuan pangan yang mereka katakan dapat menciptakan ketergantungan.
Program Pangan Dunia PBB (WFP), yang menghentikan operasi di bagian selatan negara tersebut pada Januari 2010, Kamis (21/7) mengatakan berencana untuk memulai aktivitasnya ke Mogadishu dalam beberapa hari.
Pada Rabu (20/7) dikatakan bahwa makanan akan diangkut ke selatan menuju dua daerah yang ditimpa kelaparan, Bakool dan Lower Shabelle.
Kenya mendesak WFP untuk membuka pusat-pusat makan lebih banyak di Somalia untuk membendung aliran pengungsi yang melintasi perbatasan. (haninmazaya/arrahmah.com)