WASHINGTON (Arrahmah.com) – Politikus partai Demokrat Joe Biden akhirnya memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat ke-46 mengalahkan Donald Trump pada Sabtu waktu setempat atau Ahad (8/11/2020) WIB.
Kemenangan Biden terjadi setelah lebih dari tiga hari dilanda ketidakpastian ketika para pejabat pemilihan memilah-milah lonjakan suara yang menunda pemrosesan beberapa surat suara.
Biden melewati 270 suara Electoral College yang dibutuhkan dengan merengkuh kemenangan di Pennsylvania.
Sementara itu, Trump menolak untuk mengakui kemenangan Biden dan mengancam akan melakukan ntindakan hukum lebih lanjut atas penghitungan suara.
Biden, dalam sebuah pernyataan, mengatakan dia rendah hati dengan kemenangan itu dan sudah waktunya bagi negara yang terpukul untuk mengesampingkan perbedaannya
. “Sudah waktunya bagi Amerika untuk bersatu. Dan untuk menyembuhkan,” ujarnya seperti dilansir AP.
“Dengan berakhirnya kampanye, inilah saatnya untuk melupakan kemarahan dan retorika keras kita dan bersatu sebagai sebuah bangsa. Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan jika kita melakukannya bersama,” lanjutnya.
Dalam pidato kemenangan pertamanya di depan kerumunan pendukungnya pada Sabtu malam (7/11/2020) atau Ahad pagi waktu Indonesia (8/11/2020) di kampung halamannya di Wilmington, Delaware, Biden sama sekali tidak menyinggung soal Trump.
Dia memfokuskan pembicaraan pada upaya membangun kembali persatuan di dalam negeri dan berterima kasih atas koalisi berbagai macam etnis, warna kulit, dan kepercayaan yang mendukungnya.
Joe Biden bahkan menyebutkan koalisi beragam warga Amerika tersebut berkumpul memilihnya sebagai presiden.
“Saya bangga dengan koalisi yang kami kumpulkan sebagai koalisi terluas dan paling beragam dalam sejarah,” katanya.
“Demokrat, Republik, independen, progresif moderat, konservatif, muda tua, perkotaan, pinggiran kota, pedesaan, gay, heteroseksual, transgender, kulit putih, Latin, Asia, Pribumi Amerika. Saya sungguh-sungguh,” ungkapnya
Dia mencatat bahwa dia tidak akan bisa mencapai kemenangannya ini tanpa suara dari warga kulit hitam Amerika.
“Terutama pada saat-saat ketika kampanye ini berada pada titik terendahnya,” katanya, “komunitas Afrika-Amerika berdiri lagi untuk saya.”
Di negara bagian penting termasuk Pennsylvania, Michigan, Wisconsin, dan Georgia, pemilih kulit hitam sangat penting bagi kemenangan Demokrat.
Biden juga berjanji menjadi presiden bagi semua warga Amerika, termasuk 70 juta orang yang memilih agar Donald Trump kembali menjabat.
“Saya berjanji untuk menjadi presiden yang berusaha tidak untuk memecah belah tetapi untuk mempersatukan,” tegasnya.
(ameera/arrahmah.com)