PADANG (Arrahmah.com) – Mantan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla (JK) mengingatkan, Indonesia harus siap menghadapi perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) yang dimulai sejak 1 Januari 2010.
“Harus siap, ya harus siap. Caranya, lebih efisien,” kata JK menjawab pertanyaan ANTARA di Padang, Jumat (15/1).
JK berkunjung ke Padang untuk menyampaikan pidato kebudayaan di Taman Budaya Padang, memberikan kuliah kewirausahaan di Universitas Andalas, dan bersilaturrahmi dengan jajaran Palang Merah Indonesia (PMI) Sumbar.
Ia mengatakan, tidak sepenuhnya benar industri nasional akan gulung tikar di era perdagangan bebas ASEAN-China.
“Pasar dalam negeri juga punya kekuatan. Yang penting, efisiensi dalam berproduksi,” kata dia.
Sebelumnya, banyak pihak memperkirakan perdagangan bebas ASEAN-China akan berdampak negatif bagi industri nasional.
Pengamat ekonomi dari Universitas Andalas Padang, Prof Dr Elfindri, menilai, China akan lebih dominan dibanding negara-negara di ASEAN.
“Perdagangan bebas ASEAN-China akan berdampak pada `imbalance` (tidak seimbangnya) neraca perdagangan antara China dengan negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia,” katanya.
Ia mengatakan, China lebih menguasai perdagangan karena produktivitas tenaga kerjanya yang tinggi dan mampu berproduksi secara massal.
Di saat bersamaan, China juga agresif mendorong ekspor ke luar negeri dalam bentuk skim-skim kebijakan dan mendorong industri bersaing secara produktif.
Karena dianggap merugikan industri nasional, banyak kalangan menyampaikan penolakan pemberlakuan perdagangan bebas ASEAN-China. Aksi penolakan itu disampaikan kalangan buruh di sejumlah daerah di Indonesia, dan kalangan mahasiswa. (ant/arrahmah.com)