(Arrahmah.com) – Salah satu akibat gembar-gembor isu ISIS, para orang tua kini diyakini Ustadz Ismail Yusanto -juru bicara HTI- menjadi khawatir jika putra-putrinya mengikuti kajian Islam atau mentoring. Baca: Ustadz Ismail Yusanto: Isu ISIS persulit gerak Muslimin Indonesia.
Sementara para orang tua pada umumnya amatlah sibuk dengan aktivitas sosial dan pekerjaannya sendiri. Jika isu ISIS malah membuat para orang tua melarang putra-putrinya untuk mengikuti kajian Islam atau mentoring, apakah mereka rela buah hatinya dibina oleh para pengguna narkoba, pemabuk atau penzina? Atau hanya sekadar formalitas belajar Islam di sekolah saja? Lantas siapakah anak shalih yang akan mendoakan kedua orang tuanya saat kembali ke rahmatullah kelak?
“Wahai orang-orang shalih, jika kalian tidak sempat membina [anakmu sendiri]…itu anak remaja serahkan saja kepada kami…biar kami saja yang menjadi mentor mereka. Sepakat?” begitu penjelasan seorang netizen pada meme bergambar pemuda urakan yang digelandang polisi, Rabu (25/3).
Maka, orang tua yang menyadari akan fitrah seorang anak tidak akan terpengaruh dengan isu ISIS yang menciptakan Islamofobia. Mereka akan senantiasa mendukung putra-putrinya bergaul bersama orang-orang shalih dan memberikan kesempatan untuk melaksanakan tholabul ‘ilmi di majelis-majelis yang Allah ridhai. Para orang tua harus memahami bahwa kesadaran berislam umumnya tidak diperoleh secara akademik saja, namun juga melalui halaqah-halaqah yang mengusung tema peradaban Islam.
Ketakutan berlebihan hanya dikarenakan penggambaran citra Muslimin yang buruk tentu tidak bermanfaat. Selain melemahkan aqidah pemuda Islam, mempersempit gerak remaja Muslim juga akan merugikan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Dengan pola asuh sekuler dan lingkungan yang tidak sesuai syari’at, dapat dipastikan generasi muda Islam Indonesia akan menjadi pribadi yang tidak sesuai fitrahnya yakni bertauhid kepada Allah. Sementara manusia yang tidak bertauhid bisa saja sukses di dunia, namun kesuksesan di akhirat tidak akan menghampirinya, sehingga menciptakan bangsa yang tidak diberkahi Allah subhanahu wata’ala.
Mengutip nasihat Syeikh Ali Jaber, Imam Masjid Nabawi, beberapa waktu lalu, “Perbuatan yang diperlihatkan ISIS dinilai sama sekali tidak mencerminkan hati seorang Muslim. Orang Islam, sangat menjunjung tinggi akhlak, persaudaraan, perdamaian, solidaritas dan kemakmuran bersama.” (adibahasan/arrahmah.com)