ANKARA (Arrahmah.id) — Capres oposisi Kemal Kilicdaroglu berjanji memulangkan 10 juta pengungsi dari Turki jika ia menang pemilu putaran kedua pada 28 Mei. Ia kian mempertajam sikap antiimigran untuk meraih suara kelompok nasional demi mengalahkan pejawat Recep Tayyip Erdogan.
Sehari sebelumnya pada Rabu (17/5/2023), Kilicdaroglu menuding pemerintahan saat ini yang dipimpin Erdogan memberikan izin 10 juta pengungsi ilegal memasuki negara ini. Erdogan ia sebut tak mampu melindungi kehormatan dan perbatasan Turki.
‘’Anda diketahui membawa lebih dari 10 juta pengungsi ke dalam negeri ini. Saya umumkan di sini, segera setelah saya berkuasa, saya akan mengirim pulang semua pengungsi,’’ ujar Kilicdaroglu dikutip dari Reuters (18/5).
Saat itu oposisi menentang kepemimpinan Presiden Bashar al-Assad dan melahirkan perang saudara. Turki menampung lebih banyak pengungsi Suriah dibandingkan negara lainnya. Sekitar 3,6 juta pengungsi Suriah terdaftar di negeri ini.
Secara umum, awalnya warga Turki menerima mereka dengan baik. Namun, kini Turki mengalami krisis ekonomi. Beban hidup warga Turki bertambah. Ini menyebabkan kian tumbuh penolakan terhadap pengungsi Suriah dan pengungsi lainnya.
Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu pernah menyatakan tak bisa memulangkan pengungsi Suriah yang sudah ada di Turki.
’’Kita tidak bisa menjadi penampungan pengungsi tetapi warga Suriah adalah saudara kita, tak bisa mengirim mereka pulang untuk meregang nyawa.’’
Kelompok nasionalis dan sebagian warga Turki memanfaatkan isu krisis ekonomi untuk menyerang pemerintah terkait kebijakan terhadap pengungsi ini. Pernyataan Kilicdaroglu mengenai pemulangan pengungsi ini melahirkan banyak respons.
Sami Hamdi, direktur operasional lembaga kajian Timur Tengah, International Interest, mengatakan sikap pemimpin Republican People’s Party menunjukkan xenophobia. Pengamat lain, Oznur Kucuker Sirene menyatakan, Kilicdaroglu bermaksud menarik pemilih kalangan nasionalis. (hanoum/arrahmah.id)