(Arrahmah.com) – Media informasi jihadi memiliki peran penting dalam Jihad itu sendiri. Kita mengetahui bahwa musuh-musuh Islam tidak hanya melancarkan perang fisik terhadap kaum Muslimin, mereka juga melancarkan perang non-fisik, salah satunya adalah perang media. Musuh-musuh Islam memiliki lingkaran media yang kuat, sehingga mereka dengan mudahnya menyebarkan propaganda mereka untuk menyesatkan opini masyarakat dalam rangka mendiskreditkan Islam dan kaum Muslim, terkhusus yang terkait dengan Jihad. Disinilah, media Islam -terkhusus media jihad dan pro jihad- berperan untuk mengcounter propaganda busuk yang dilancarkan oleh orang-orang kafir dan munafik.
Banyak orang yang meragukan jihad media, berpikir bahwa jihad media tidaklah berpengaruh terhadap gerak musuh. Benarkah demikian? jika benar demikian, untuk apa Barat dan antek-anteknya menyerang situs-situs jihadi dan menyusupkan mata-mata ke dalamnya. Seringnya media jihad dijadikan target Cyber Attack oleh para ‘siluman’ adalah salah satu bukti dari pengaruh media jihad terhadap gerak musuh. Berikut adalah pemaparan dari Syaikh Abu Sa’ad al-Amily hafizhahullah mengenai kiprah jihad media dalam dunia informasi global untuk melawan perang media yang dilancarkan musuh yang dirilis oleh Maktabah Jahizuna, Jihad Media kadang tersurut namun tidak mati:
***
Alhamdulillah Robb-nya para mustadh’afin (golongan yang lemah) dan Dia-lah yang telah memuliakan dan menolong mereka serta menghinakan dan menghancurkan golongan musyrikin serta munafiqin. Aku bersholawat dan mengucapkan salam kepada utusan bagi semesta alam, Nabi yang disiapkan untuk menghadapi al-malhamah dan Nabi yang dirahmati. Aku juga ucapkan salam kepada para keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman, ama ba’d:
Eksistensi i’lam (media informasi) dan terkhusus i’lam jihadi tidak mungkin terhenti hingga hari kiamat. Posisi media menjadi sangat penting sebagai sarana penyiaran dan penggalangan manhaj dalam mensukseskan program da’i atau jama’ah.
Kadang para penyeru kebenaran atau jama’ah mengalami kesurutan tidak berdaya disebabkan faktor internal dan ekternal, sehingga dibutuhkan kesiap-siagaan dari para penyeru atau jama’ah secara psikologis untuk memperbaiki permasalahan ini dan mengatasi hambatan-hambatannya agar tetap kuat menyuarakan kebenaran sehingga bisa berpengaruh di hati para rakyat.
Karena itu diharapkan agar memininalisir segala bentuk prasangka jelek terhadap setiap individu yang turut bangkit dalam dunia i’lam, kemudian berupaya mengingatkan mereka untuk memperbaiki (at-tashih) kerja mereka dan memahamkan bidang kerja ini. Hendaknya kita berkeyakinan bahwa setiap para anshar kita memiliki niat yang baik dalam rangka menolong Diennya dan mencoba berpos di benteng dari berbagai benteng Islam yang yang tidak terbilang jumlahnya, diantaranya adalah benteng al-i’lam yang kini menjadi sebuah senjata berpengaruh dan paling berbahaya pada fase kritis ini sepanjang sejarah konflik antara kita dan musuh-musuh kita.
Faktor eksternal kesurutan ini adalah blokade yang memukul amal-amal i’lam jihadi yang berperan dalam menghambat dan menghalangi ruang gerak para ikhwan. Saya tidak berlebih-lebihan jika perang i’lam memang benar-benar sedang terjadi. Musuh menggunakan segala metode dan teknologi yang dapat memadharatkan, melukai kita dan menjauhkan rakyat dari kita yang mana mereka sangat gencar melakukannya dibanding masa lalu.
Jaringan internet diciptakan musuh sebagai sarana sihir, kemudian mereka menyadari bahwa internet menjadi sarana penting untuk merubah segalanya sehingga dengannya terjadilah kerusakan di bumi demi melayani kepentingan mereka dan mencapai tujuan mereka untuk memblenggu kebebasan, merampok kekayaan dan menghancurkan nilai-nilai bangsa terutama bangsa muslimin.
Namun Allah Maha Berkehendak dengan Kehendak-Nya, Dia mengeluarkan tentara-tentara tersembunyi (hidden soldier) yang tidak mereka sangka. Prajurit halimun ini segera merebut dan mengokang senjata tersebut langsung menembakkan tepat ke leher musuh-musuh Allah. Prajurit halimun merubah jaringan internet menjadi senjata makan tuan yang menggetarkan musuh-musuh Allah, merubah jalannya pertempuran yang membunuh mereka dan membunuh tujuan-tujuan yang dicanangkan oleh lembaga-lembaga mereka yang walaupun tampak kuat di mata mayoritas manusia namun pada faktanya lemah.
Faktor internal kesurutan kerja para anshar yaitu pada melemahanya azzam yang harusnya terus berkesinambungan, tidak siap menjadi hidden soldier dan keragu-raguan bahwa mereka bukan berada pada benteng hakiki namun merasa seolah-olah hanya berada pada benteng fantasi semu. Padahal tidak boleh ada keraguan sedikitpun bahwa bidang i’lam merupakan benteng hakiki.
Mayoritas kita juga berkeyakinan, bergabung dalam bidang i’lam hanya sebagai nafilatul amal (ibadah sunah) atau hanya sebatas kerja sampingan paruh waktu, aktivitas refresing, rutinitas yang tidak mengandung makna atau paling banter membatasi diri hanya mengikuti posting dengan rasa kikir untuk memanjatkan doa bagi penulis apalagi mengkontribusikan catatan bermanfaat pada sebuah topik sebagai perluasan cakrawala pengetahuan dan pengembangan diskusi.
Selama kita tidak mempunyai keyakinan penuh bahwa kita adalah anshar hakiki, kita adalah jubah bagi saudara-saudara kita mujahidin dan amal ini merupakan amal fardhu ain bukan amal nafilah yang bisa atau tidak kita kerjakan sesuka kita…, saya katakan mereka yang belum yakin dan belum meresap pemahaman ini pada jiwanya, kita hanya akan menjadi anasir-anasir anshar yang menimbulkan dampak negatif bahkan bisa menjadi duri bidang i’lam jihadi dan tidak menghasilkan kecuali fatamorgana.
Kita semua adalah pemimpin dan kita semua akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinan kita, sekarang saatnya kita bersiap menghadapi dan menerima tantangan besar. Allah senantiasa bersama dengan kita dan Dia tidak pernah menyia-nyiakan pahala dari perbuatan yang paling baik.
Saya tekankan apa yang saya katakan dalam paragraf sebelumnya, yakni bahwa internet bukanlah satu-satunya sarana yang kita miliki dalam medan i’lam jihadi sekalipun itu merupakan sarana yang paling cepat dan efektif. Terdapat sarana lain selain internet sekalipun tradisional namun mampu memenuhi kebutuhan dan menghasilkan buah yang baik sembari menunggu tersingkirnya beberapa hambatan. Jika memang hambatan sangat mengganggu maka kita bisa kembali menggunakan internet sebagai sarana yang mudah dioperasikan.
Seyogyanya para anshar juga terjun dalam dunia dakwah, menyibukkan diri mereka dengan i’dad yang baik, tertarget dan komprehensif. Situasi sekarang semakin rumit dan peluang semakin tipis, padahal kita memerlukan penambahan kekuatan dan perluasan kerja. Inilah yang mengharuskan kita untuk mengajak seluruh anshar dan para mujahidin untuk berusaha dengan serius, yakni dengan menyesaki semua benteng yang tersedia untuk kebermanfaatan dakwah kita dalam rangka membersihkan manhaj bagi jiwa-jiwa yang masih saja mau menjadi korban media yahudi-salibis dan korban pendidikan salibis. Kita turun menyelamatkan dan mengangkat mereka keluar dari lumpur rawa kemudian menggembleng mereka agar menjadi tentara-tentara al-haq dan batalyon al-iman yang segera melesat menuju medan-medan jihad dan kesyahidan.
Sekarang jelas dihadapan kalian terbentang ladang i’dad, medan tarbiyah dan pembangunan infrastuktur yang memiliki banyak cabang spesisiliasi. Teguklah semua cabang ilmu ini semaksimal kemampuan dan jadilah pakar dalam setiap seni ilmu dan medan. Namun jika kemampuan musuh tidak terlampaui maka sesungguhnya Alloh Maha Tinggi, Dia berkuasa untuk membukakan atas kalian kemampuan lain sehingga mampu melemahkan musuh yang merintangi didepan wajah kalian. Bumi Allah ini luas, medan amal shalihpun terbentang dengan luas dan banyak, janganlah kita mempersempit diri atas apa yang telah Alloh luaskan. Karena pada setiap amal dan keseriusan memerlukan keikhlasan niat untuk Allah ta’ala, maka tidak akan lenyap akan tetapi akan tetap sempurna balasannya disisi Allah dan Allah kelak akan menjadikan amalan ini sebagai kebaikan yang bermanfaat bagi manusia.
Berlalulah diatas barakah Allah, janganlah kalian berputus asa dan bersedih hati karena Allah ta’ala tidak pernah lupa dan Dia Mengetahui segala perkara yang ghaib, tidak ada yang luput dari pengawasan-Nya. Dialah yang mampu membungkam mulut-mulut musuh-musuh kita, dan setiap orang yang mengambil manfaat dari mimbar-mimbar ini niscaya akan memperkuat dan menambah anshar dan pendukung yang menyebabkan musuh merugi.
Merupakan bagian dari sunatullah, kita kadang surut dan tersandung, tapi kita tidak akan hancur dan sampai kapanpun tidak mungkin mati. Kemenangan dan tamkin harus dilalui dengan ujian dan tsabat (konsistensi).
Shalawat serta salam dari Allah dan barokah-Nya atas penghulu kami Muhammad, kepada keluarganya dan para sahabat seluruhnya.
Akhir seruan kami dengan ucapan al- hamdulillaahirabbil’ aalamiin.
***
Penulis: As-Syeikh Abu Sa’ad Al-Amily semoga Allah mengampuninya
Jumadil Ula 1433 Hijriyah
Penterjemah: Abu Nabila Farida Muhammad hafidhahullah
***
Maktabah Jahizuna/jahizuna.com
(siraaj/arrahmah.com)