GAZA (Arrahmah.id) – Kelompok perlawanan Palestina, Jihad Islam, mengumumkan gencatan senjata di sekitar Gaza pada Rabu (3/5/2023) setelah para pejuangnya melakukan kontak senjata dengan “Israel” menyusul meninggalnya seorang tahanan, Khader Adnan, akibat mogok makan selama 87 hari.
Mediator dari Qatar, Mesir dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turun tangan untuk menengahi kembalinya ketenangan mulai pukul 04.00 pagi, sumber-sumber dari Jihad Islam dan Hamas mengatakan kepada AFP.
“Israel” tidak segera mengonfirmasi kesepakatan tersebut.
Tentara “Israel” mengatakan sirene peringatan terakhir berbunyi di dekat perbatasan Gaza sekitar pukul 5:30 pagi.
Para saksi mata di wilayah Palestina yang diblokade mengatakan kepada AFP bahwa beberapa roket ditembakkan ke “Israel” sekitar waktu tersebut.
“Satu babak konfrontasi telah berakhir, namun pawai perlawanan terus berlanjut dan tidak akan berhenti,” kata Tariq Salmi, juru bicara Jihad Islam dalam sebuah pernyataan.
“Para pejuang kami yang berani telah membuktikan kesetiaan dan komitmen mereka untuk membela rakyat mereka,” tambahnya.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menuntut agar “Israel” mengembalikan jasad pejuang tersebut kepada keluarganya.
“Kami menekankan -dan seperti yang telah kami sampaikan kepada semua mediator yang melakukan intervensi- perlunya menyerahkan jasad syuhada Khader Adnan kepada keluarganya yang sabar,” kata Haniyeh dalam sebuah pernyataan.
Adnan (45) dari Jenin di Tepi Barat yang diduduki, meninggal dunia pada Selasa pagi setelah melakukan aksi mogok makan selama 87 hari setelah penangkapannya oleh “Israel” dengan tuduhan terlibat dengan Jihad Islam -ia berada di bawah ‘penahanan administratif’ dan tidak pernah didakwa.
Dia adalah salah satu tahanan Palestina yang paling terkenal di balik jeruji besi “Israel”.
Serangkaian aksi mogok makan yang terkenal selama setidaknya 13 kali dalam tahanan “Israel” telah menjadikan Adnan sebagai pahlawan nasional dan menghidupkan kembali aksi mogok makan sebagai bentuk protes di kalangan warga Palestina yang dipenjara di penjara-penjara “Israel”.
Sejak Selasa pagi, sekitar 100 roket ditembakkan oleh kelompok-kelompok perlawnaan dari Gaza ke arah “Israel”, menurut Jihad Islam.
Tentara “Israel” mengklaim bahwa mereka melakukan sejumlah serangan udara di Gaza pada Rabu pagi, dengan target “lokasi-lokasi pembuatan senjata, pos-pos terdepan, kompleks-kompleks militer, dan terowongan teror bawah tanah” milik Hamas.
“Mereka (Hamas) akan menghadapi konsekuensinya,” tambah tentara.
“Israel” secara umum menganggap Hamas bertanggung jawab atas semua tembakan roket dari Gaza, terlepas dari kelompok mana yang meluncurkannya. Hamas telah menguasai wilayah tersebut sejak mengusir loyalis Presiden Palestina Mahmud Abbas pada 2007. (haninmazaya/arrahmah.id)