GAZA (Arrahmah.id) – Mohammed al-Hindi, wakil sekretaris jenderal gerakan Jihad Islam, mengatakan bahwa kesepakatan mengenai pembebasan tawanan ‘Israel’ Arbel Yehud sudah dekat.
Media ‘Israel’ melaporkan bahwa pembebasan itu dijadwalkan pada Jumat depan (31/1/2025).
Dalam wawancara dengan Al-Jazeera pada Ahad (26/1), al-Hindi mengonfirmasi penerimaan gerakan tersebut untuk membebaskan Yehud sebelum Sabtu depan dengan imbalan pembebasan 30 tahanan Palestina.
Ia menekankan bahwa perjanjian tersebut dirancang untuk “menghilangkan dalih pendudukan” dan memfasilitasi proses mediasi.
Ia juga mengkritik ‘Israel’ karena berupaya menghalangi gencatan senjata dengan tidak mengizinkan kembalinya warga Palestina ke Gaza utara melalui Jalan Rashid.
Al-Hindi menuduh ‘Israel’ mengarang isu seputar penahanan Yehud dalam upaya menggagalkan kesepakatan. “Para mediator mengetahui hal ini,” katanya.
Pejabat Jihad Islam mengindikasikan bahwa gerakan tersebut telah sepakat untuk membebaskan tahanan tersebut guna mendorong maju proses tersebut dan menghilangkan alasan apa pun yang mungkin digunakan ‘Israel’ untuk menghalangi kemajuan.
Perjanjian tersebut menetapkan bahwa perlawanan Palestina di Gaza akan membebaskan Yehud dengan imbalan kembalinya warga Gaza yang mengungsi dari selatan ke Jalur Gaza utara melalui poros Jalan Rashid.
Kesepakatan ini merupakan bagian dari tahap pertama gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan antara Hamas dan ‘Israel’.
Media ‘Israel’, termasuk Maariv dan Israel Hayom, telah melaporkan bahwa Yehud akan dibebaskan Jumat depan. Sumber tidak resmi juga menyatakan bahwa warga Gaza yang mengungsi mungkin akan diizinkan kembali ke Gaza utara dalam beberapa jam mendatang.
Namun, media ‘Israel’ lainnya telah mengklarifikasi bahwa meskipun negosiasi telah membuat kemajuan yang signifikan, belum ada kesepakatan akhir yang dicapai terkait pembebasan Yehud.
Channel 12 ‘Israel’ mengutip pejabat ‘Israel’ yang menyatakan optimisme bahwa perselisihan mengenai pembebasan Yehud akan segera diselesaikan.
Berdasarkan perjanjian gencatan senjata, pasukan ‘Israel’ diharuskan mundur dari Jalan Rashid pada Sabtu, hari ketujuh pemberlakuan perjanjian, untuk memungkinkan warga Palestina kembali ke Jalur Gaza utara.
Namun, pasukan ‘Israel’ tidak menarik diri, dengan alasan masalah pembebasan Yehud yang belum terselesaikan. Pemerintah ‘Israel’ telah mengindikasikan bahwa tahanan tersebut mungkin akan dimasukkan dalam kelompok pembebasan berikutnya yang dijadwalkan pada Sabtu (1/2). (zarahamala/arrahmah.id)