GAZA (Arrahmah.id) – Seorang sandera “Israel” yang ditahan oleh kelompok perlawanan Jihad Islam Gaza telah mencoba bunuh diri, juru bicara sayap bersenjata gerakan tersebut mengatakan dalam sebuah video yang diposting di Telegram pada Kamis (2/1/2025).
Salah satu tim medis kelompok tersebut turun tangan dan mencegahnya dari kematian, juru bicara Brigade Al Quds menambahkan, tanpa menjelaskan lebih lanjut mengenai identitas sandera atau kondisi saat ini.
Pihak berwenang “Israel” tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Kelompok perlawanan yang dipimpin oleh gerakan Hamas yang berkuasa di Gaza menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 orang lainnya dalam sebuah serangan di “Israel” selatan pada 7 Oktober 2023, menurut penghitungan “Israel”. Sekutu Hamas, Jihad Islam, juga ikut ambil bagian dalam serangan tersebut.
Kampanye militer yang dilancarkan “Israel” sebagai tanggapan telah menewaskan lebih dari 45.500 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan di daerah kantong pesisir tersebut.
Juru bicara Jihad Islam Abu Hamza mengatakan bahwa sandera tersebut telah mencoba bunuh diri tiga hari yang lalu karena kondisi psikologisnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut, lansir Reuters.
Abu Hamza menuduh pemerintah Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu menetapkan syarat-syarat baru yang menyebabkan “kegagalan dan penundaan” negosiasi pembebasan sandera.
pembebasan.
Pria tersebut telah dijadwalkan untuk dibebaskan bersama sandera lainnya di bawah persyaratan tahap pertama kesepakatan pertukaran dengan “Israel”, kata Abu Hamza. Dia tidak merinci kapan pria itu dijadwalkan untuk dibebaskan atau di bawah kesepakatan mana.
Upaya mediator Arab, yang didukung oleh Amerika Serikat, sejauh ini telah gagal untuk mencapai gencatan senjata di Gaza, di bawah sebuah kesepakatan yang mungkin juga akan melihat pembebasan sandera “Israel” sebagai imbalan atas pembebasan orang-orang Palestina di penjara-penjara “Israel”.
Sayap bersenjata Jihad Islam telah mengeluarkan keputusan untuk memperketat langkah-langkah keamanan dan keselamatan bagi para sandera, tambah Abu Hamza.
Pada Juli, sayap bersenjata Jihad Islam mengatakan bahwa beberapa sandera “Israel” telah mencoba untuk bunuh diri setelah mereka mulai memperlakukan para sandera dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh “Israel” terhadap para tawanan Palestina.
“Kami akan terus memperlakukan para sandera ‘Israel’ dengan cara yang sama seperti ‘Israel’ memperlakukan para tawanan kami,” kata Abu Hamza saat itu. (haninmazaya/arrahmah.id)