JALUR GAZA (Arrahmah.com) – Israel dan Jihad Islam sepakat untuk melakukan gencatan senjata pada hari Selasa (13/3/2012) setelah Mesir menengahi keduanya setelah terjadi penyerangan selama berhari-hari yang menyebabkan tewasnya 25 warga Gaza.
Di bawah kesepakatan yang dilakukan pada pukul 1 dini hari waktu setempat antara kedua belah pihak, salah seorang pejabat intelijen Mesir menyatakan.
Para pejabat Israel dan Jihad Islam mengkonfirmasi kesepakatan tersebut.
“Kami mengikuti apa yang terjadi di lapangan,” kata Menteri Pertahanan Israel, Matan Vilnai, pada radio publik Israel. Menurut keterangan Vilnai, kedua pihak telah membuat kesepakatan tapi tidak ada perjanjian tertulis.
“Tampaknya hal-hal yang menenangkan diri dan putaran konfrontasi tampak belakang kami.”
Di Gaza, seorang juru bicara Jihad Islam mengatakan kelompoknya bersedia menghormati kesepakatan itu jika Israel akan mengakhiri pembantaian di Gaza.
“Kami menerima gencatan senjata jika Israel setuju untuk menerapkannya dengan mengakhiri agresi dan pembunuhan,” kata Daud Shihab.
Tapi kedua belah pihak dengan cepat memperingatkan bahwa perjanjian tersebut tidak akan berlangsung lama jika salah satu pihak menyalahi perjanjian tersebut.
“Kami tidak akan menerima juka Israel kembali mengagresi dan membunuhi rakyat kami, dan jika hal itu terjadi kami akan merespon dengan keras,” kata Shihab.
Sementara itu, Vilnai menyangkal Israel telah setuju untuk menghentikan pembunuhan.
“Siapapun yang terlibat dalam terorisme terhadap Israel perlu tahu bahwa mereka akan terus menjadi incaran kami,” ia memperingatkan.
Mesir telah terlibat dalam perjanjian gencatan senjata antara Israel dan sejumlah kelompok perlawanan di Gaza, tapi Hamas sendiri pada hari Senin (12/3) menuduh Kairo menggunakan krisis bahan bakar yang sedang berlangsung di Gaza untuk menekan gerakan Islam untuk menegakkan gencatan senjata. (althaf/arrahmah.com)