(Arrahmah.com) – Kalau melihat sejarah salafusholeh, dalam kehidupan sehari-hari diliputi dengan nilai-nilai takwa, akhlak mulia, berbhakti kepada orang tua, selalu punya semangat dakwah dan pada akhirnya ditutup dengan jihad, dan syahid. Maka kita diharuskan meniru mereka, Allah sudah mengingatkan dalam firman-Nya
Orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam dari golongan Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti jejak mereka dalam berbuat kabajikan, maka Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada-Nya. Allah menyiapkan surga bagi mereka. Di bawah surga mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Demikian itulah keberuntungan yang besar bagi penghuni surga. (QS At-Taubah[9]100)
Allah begitu mengangkat setinggi-tingginya orang mukmin yang pergi berjihad,Sesungguhnya surga memiliki seratus (100) derajat (tingkat) yang dipersiapkan oleh Allah kepada orang-orang yang berjihad fii sabilillah, perbandingan antara satu derajat yang lain seperti antara langit dan bumi. Jika kalian memohon kepada Allah, maka mintalah surga Firdaus, karena ia adalah tempat yang berada di tengah-tengah, tapi derajatnya paling tinggi, diatasnya terdapat arasy Tuhan dan memancar darinya sungai-sungai surga
Dari Abu Said, Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang ridha menjadikan Allah sebagai Tuhannya, menjadikan Islam agamanya dan menjadikan Muhammad sebagai nabinya, maka ia wajib masuk surga. “Mendengar hal itu Abu Said heran dan berkata, “Ulangi lagi wahai Rasulullah. Maka beliau pun mengulanginya, kemudian bersabda, Selain itu, Allah mengangkat derajat hamba-Nya yang taat seratus kali lipat di dalam surga, perbandingan antara derajat yang satu dengan lainnya seperti antara langit dan bumi. Kemudian Abu Said berkata, “Amal apa yang bisa menjadikan seperti itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Yaitu jihad fii sabilillah, Yaitu jihad fii sabilillah, (Dua kali)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata mengomentari hadits ini, “Kedudukan mujahid di surga sangat tinggi sejarak 50 ribu tahun
Ibnu Taimiyah memprioritaskan nafkah untuk jihad fii sabilillah daripada untuk orang-orang miskin dan lapar, meskipun mereka mati karena kelaparan. Karena kalian orang-orang miskin mati, berarti mereka mati di tangan Allah. Adapun orang-orang yang berjihad, mereka mati ditangan musuh-musuh Islam. Imam Ahmad mengatakan jihad lebih utama daripada haji, padahal tanggungan haji itu wajib.
Menjawab pertanyaan Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu perihal amal yang memasukkannya ke dalam surga dan menjauhkannya dari neraka, Rasulullah saw menyampaikan kepadanya puncak amal Islam, yakni jihad fii sabilillah.
“Pokok urusan adalah Islam, tiangnya itu shalat, sedangkan puncaknya [adalah jihad.” (HR. Al-Tirmidzi)
Dalam redaksi lainnya, Muadz bin Jabal mengatakan, “Kami pernah bersama Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam pada perang Tabuk, lalu beliau bersabda: “Jika kamu mau akan kuberitahukan kepadamu tentang pokok urusan, tiangnya, dan puncaknya?” Aku menjawab, “Tentu saja mau wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Adapun pokok urusan adalah Islam. Sementara tiangnya adalah shalat. Sedangkan puncaknya adalah jihad.”
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda,”Tingkatan keislaman yang paling tinggi adalah jihad di jalan Allah. Tidak ada yang dapat meraihnya kecuali yang paling utama di antara mereka (HR Thabrani)
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidur dan istirahatnya seseorang di jalan Allah lebih utama daripada dunia dan segala isinya (HR Bukhari & Muslim)
Begitu tingginya nilai jihad di hadapan Allah, jika seseorang memberangkatkan atau membiayai seseorang untuk berjihad sama nilai pahala dengan yang berjihad,
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menyediakan bekal untuk orang yang berperang fisabilillah, maka sesungguhnya ia telah berperang. Dan barangsiapa yang menggantikan orang-orang berperang (dalam mencukupi kebutuhan keluarganya), maka sesungguhnya ia telah berperang
Demikian juga niatnya, Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memohon mati syahid kepada Allah dengan penuh keikhlasan dan kejujuran, maka Allah akan mengantarkannya ke derajat kematian sebagai seorang syahid, kendati dia meninggal di atas tempat tidurnya (HR Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Begitu tingginya nilai jihad sampai-sampai Allah menghadiahkan bagi sang syahid untuk memberi syafaat 70 orang keluarganya ke surga Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang mati syahid akan mendapatkan tujuh perkara dari Allah. Pertama, dosanya diampuni pada tetasan pertama dari darahnya. Kedua, tempat untuknya diperlihatkan dalam surga. Ketiga, di hiasi dengan perhiasan iman. Keempat diselamatkan dari azab kubur. Kelimat, diselamatkan dari bencana dahsyat. Keenam, mahkota keangungan dipakaikan di kepalanya. Mahkota itu terbuat dari yaqult yang lebih baik daripada dunia berserta segala isinya, di juga dinikahkan dengan tujuh puluh dua bidadari surga, ketujuahm dia juga bisa memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang dari karib-kerabatnya (HR Imam Ahmad dan Thabrani)
Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam menyerupakan Islam dengan seekor unta. Karena unta merupakan kendaraan yang bisa menghantarkan seseorang ke tempat yang dikehendakinya. Begitu juga Islam, ia menghantarkan seorang muslim dalam perjalanan duniawi kepada tempat yang terindah yang ditujunya, yakni surga. Lalu beliau saw menyerupakan kepala unta dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Dan hampir setiap orang memungkinkan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat sebagaimana seseorang bisa mencapai kepala unta dengan memegang atau melihatnya. Hal ini berbeda dengan jihad yang diserupakan dengan punuk unta, bagian tertinggi darinya. Tidak setiap orang bisa sampai kepadanya kecuali orang yang tinggi. Begitu juga jihad tidak direngkuh kecuali oleh orang mukmin yang utama.
Ibnu Mas’ud meriwayatkan, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw, “Rasulullah, amal apakah yang paling utama? Sholat tepat waktunya, “Jawab Nabi saw. Kemudian aku kembali bertanya, “Setelah itu apa lagi wahai Rasulullah? Berbhakti kepada kedua orang tua, “Jawabnya. Apa lagi wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Berjihad di jalan Allah.” Kemudian Rasulullah diam, jika aku masih meneruskan pertanyaanku, pasti dia akan menjawab lagi (HR Tirmidzi)
Jihad adalah pembeda antara orang yang benar-benar cinta dan orang yang hanya mengaku cinta, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Adapun jihad, cukuplah itu sebagai ibadah. Ia adalah puncak ibadah dan yang paling tinggi. Ia adalah ukuran dan bukti pembeda antara orang yang benar-benar cinta dan orang yang hanya mengaku cinta kepada Allah. Orang yang benar-benar cinta akan mempersembahkan nyawanya dan harta bendanya untuk Rabb dan illahnya untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan mempersembahkan sesuatu yang paling ia cintai. Ia sangat ingin seandainya ia memiliki nyawa sebanyak rambutnya yang akan ia persembahkan demi meraih kecintaan dan keridhaan-Nya dan sangat ingin seandainya ia terbunuh karena-Nya kemudian dihidupkan kemudian terbunuh kemudian dihidupkan kemudian mengorbankan dirinya untuk membela kekasih, hamba dan Rasul-Nya,
Dalam kesempatan yang lain Ibnu Qayyim berkata, “Iblis telah memperdaya manusia dengan memperindah bagi mereka pengerjaan satu jenis ibadah tertentu dari berdzikir membaca al-Qur’an, shalat, puasa, dan bersiap zuhud di duni. Akan tetapi mereka meninggalkan ibadah-ibadah ini, dakwah, jihad dan amar ma’aruf nahi munkar serta tidak meniatkan di dalam hatinya untuk mengerjakannya
Sedang bahasa tubuhnya bertutur, “Pecinta-Mu, menebus dirimu dengan jiwa,
jikalau dia memiliki yang lebih mahal dari jiwanya, tentulah dikorbankan juga.”
Ia berderma dengan jiwanya di kala orang bakhil kikir dengan jiwanya
Sementara berderma dengan jiwa merupakan bentuk derma yang paling tinggi
Sofyan ats-Tsauri berkata, “Kepada Ibnu al-Mubarak, “Ketika engkau melihat manusia saling berselisih, maka ikutilah jalan orang-orang yang berjihad dan penjaga tapal batas. Karena Allah berfirman, “Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami (QS Al-Ankabut[29]69)
Asyahid Syekh Abdullah Yusuf Azzam berkata, “Sarana satu-satunya yang menjamin kembalinya bangunan yang tinggi itu adalah jihad, yang merupakan puncak tertinggal dalam Islam. Dengan Jihad inilah dunia tampak kecil dalam pandangan seorang mujahid. Karena ketika ia berada pada puncak tertinggi Islam maka dia akan melihat dunia itu tampak kecil dan tak berart. Seperti seorang yang naik pesawat terbang, jika ia terbang melayang-layang diangkasa maka apapun yang dibumi hilang dalam pandangan, lapangan terbang, keluarga, mobil, penduduk dan lain-lainakan hilang. Demikian naik puncak yang tertinggi Islam.
Seseorang yang belum pernah ikut berjihad berkata kepada Syeikh Osama bin Laden, kalau antum melakukan begini dan begitu tentu lebih baik. Kalau antum tidak lakukan ini dan itu tentu lebih afdol. Syeikh Osama bin Laden menjawab dengan kata-kata yang agung ditulis dengan tinta emas, “Sesungguhnya jihad itu puncak tertinggi dalam Islam. Orang yang berada dipuncak sesuatu akan dapat melihat semua yang ada dibawahnya dengan jelas. Lain halnya dengan orang yang berada di bawah
Pernah ada seseorang yang bertanya, “Kenapa orang yang mati syahid tidak dikubur dengan kain kafan melainkan dikubur berikut pakaian dan darahnya dan tidak perlu disholatkan?” seorang ulama menjawab, “Sesungguhnya orang Muslim yang matinya tidak mati syahid di medan perang, ia ditemani oleh keluarganya dan ia pasti akan dishalati mereka yang mendoakannya dalam shalat jenazah agar ia diberi syafa’aat dari Allah, diampuni dosa, diterima amalnya, diteguhkan saat menjawab pertanyaan malaikat di dalam kubur, kuburannya dijadikan salah satu taman surga dan dikumpulkan di bawah panji Nabi Muhammad saw serta dimasukkan ke dalam surga. Semua orang yang mengiringnya mendoakan si mayyit seperti itu kepada Allah.
Tetapi seorang yang mati syahid di medan perang tidak dishalatkan karena ia tidak memerlukan lagi syafaat dari manusia. Ia adalah tamu Tuhannya sejak saat ia mati syahid. Dan ia ada di sisi Tuhannya hidup dan tidak mati. Allah telah memberinya rizki dan tempat tinggal yang mulia. Ruhnya terbang laksana burung mengitari taman-taman surga.
Jihad adalah salah satu ajaran Islam yang paling utama. Namun sekarang ini jihad tidak banyak mendapatkan perhatian, bahkan ditinggalkan. Dalam al-Qur’an kata al-Muslimuun diulang sebanyak empat puluh satu kali. Begitu juga dengan kata al-jihad diulang sebanyak empat puluh satu kali. Dari data ini disimpulkan bahwa jihad merupakan tugas umat Islam untuk menegakkan agama Allah di muka bumi ini.
Jihad melalui tahapan-tahapan adapun ciri seorang mukmin di jelaskan dalam firman Allah, Wahai Muhammad, berilah kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang bertaubat yang beribadah, yang memuji Allah yang melakukan shalat pada malam, yang ruku yang sujud yang mengajak berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat mungkar, serta orang yang menaati syariat Allah (QS At-Taubah [9]112)
Perdagangan untuk menyelamatkan adalah jihad
Seorang pegawai rendahan dibisiki direkturnya bahwa kalau dia bekerja giat akan dinaikkan gaji 200%. Pembaca bisa membayangkan, kegembiraan, kesungguhan dan kerja keras pegawai tersebut. Anda tentu akan melihatnya selalu berseri-seri, datang tepat waktu, tiada kemalasan dan lain sebagainya. Meskipun terkadang akhirnya kecewa, karena ternyata sang direktur tidak menepati janjinya.
Allah menjanjikan dua hal kebaikan orang yang berjuang; kemenangan atau mati syahid
Katakanlah, padahal kami berada pada salah satu dari dua kebaikan yaitu menang atau mati syahid (QS At-Taubah 52)
Wahai orang-orang yang beriman, maukah Aku tunjukkan kepada kalian perdagangan yang menyelamatkan kalian dari adzab yang pedih di akhirat? (QS. Ash-Shoff [61]: 10)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Kemudian Dia menafsirkan perniagaan agung yang tidak akan merugi dan yang menghasilkan maksud dan menghilangkan halangan, maka Dia berfirman,
Perdagangan itu adalah kalian beriman kepada Allah, beriman kepada Rasul-Nya dan kalian berjihad untuk membela Islam dengan harta kalian dan jiwa kalian. Keimanan dan jihad itu adalah lebih baik bagi kalian, jika kalian benar-banar menyadari beratnya adzab akhirat (QS. Ash-Shoff [61]: 11)
Yaitu, dari perniagaan dunia dan bekerja keras serta mati-matian hanya untuk itu. Kemudian Allah melanjutkan,
Allah akan mengampuni semua dosa kalian. Allah memasukkan kalian ke dalam surga-surga. surga-surga itu di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah memasukkan kelain ke tempat tinggalyang indah dalam surga ‘Adan. Itu semua adalah kemenangan yang besar (QS. Ash-Shoff [61]: 12)
Sungguh Allah membeli jiwa dan harta orang-orang mukmin dengan pahala surga. Mereka telah berperang untuk membela Islam, lalu mereka membunuh atau dibunuh. Janji pahala surga ini termaktub dalam Taurat Injil dan Al-Qur’an. Wahai kaum mukmin siapa saja di antara kalian yang memenuhi janjinya kepada Allah, bergembiralah dengan bai’at yang telah kalian lakukan dalam perjanjian itu. Demikian itu adalah keberuntungan yang amat besar bagi para syuhada (QS At-Taubah 111)
Akad jual beli telah ditetapkan, akadnya telah dilakukan, tidak dapat dibatalkan atau dikembalikan, dan Allah swt telah benar benar menepati janji-Nya, maka si hamba pun seharusnya demikian pula, menepati janjinya.
Orang-orang benar-benar beriman adalah orang berjihad
Orang-orang mukmin sebenarnya yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemudian tidak lagi ada keraguan dalam hatinya tentang keimananya. Lalu mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka untuk membela Islam. Mereka itulah orang-orang yang beriman. (QS Al-Hujurat 49]15)
Jihad adalah bukti nyata untuk masuk surga dan pembuktian diri siapa diri kita
Wahai kaum mukmin, apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga? padahal Allah belum membuktikan siapa di antara kalian yang benar-benar berjihad, rela berkorban untuk membela agama Allah dan sabar .” (QS. Ali Imran : 142)
Allah akan mengadzab bagi orang yang tidak mau berjihad karena lebih mencintai dunia
Wahai Muhammad, katakanlah kepada kaum mukmin. “Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, kerabat-kerabat kalian, harta kekayaan yang kalian peroleh, perdagangan yang kalian khawatirkan kehancurannya dan tempat-tempat tinggal yang kalian senangi, lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta jihad untuk membela agama-Nya maka tunggulah turunnya adzab Allah menimpa kalian.” Allah tidak memberi hidayah kepada kaum yang lebih mencintai kesenangan hidup di dunia (QS At-Taubah [9] 24)
Jihad adalah jalan yang tidak disukai dan masuk surga itu mahal
Wahai kaum mukmin, kalian diwajibkan berperang, padahal kalian tidak menyukainya. Barangkali kalian membenci sesuatu perintah agama, padahal perintah itu lebih baik bagi kalian. Barangkali kalian mencintai sesuatu yang dilarang agama, padahal sesuatu yang dilarang lebih buruk bagi kalian. Allah mengetahui, tetapi kalian tidak mengetahui akibat buruk dari mengabaikan perintah atau larangan agama. (QS Al-Baqarah 216)
Nabi Muhammad saw bersabda, “”Surga dikelilingi oleh sesuatu yang tidak disenangi dan neraka di kelilingi oleh sesuatu yang penuh syahfat (HR Bukhari, Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)
Ibu Hajar mengatakan, “Seakan-akan Nabi mengatakan bahwa tidak mungkin orang sampai ke surga melainkan dengan menempuh kesulitan dan sesuatu yang tidak disenangi. Dan ia tidak akan masuk ke neraka, melainkan dengan malakukan syahwat. Surga dan neraka mempunyai tabir penghalang. Orang yang membuka tabir itu akan masuk ke dalamnya.
Ibnu Jauzi berkata tidak mungkin kenikmatan ditempuh dengan kenikmatan. Barangsiapa yang memilih kenyamanan, maka ia takkan mendapatkan kenyamanan serupa. Kenyamanan dan kenikmatan akan diperoleh sesuai dengan beban berat yang ditanggung. Takkan ada kesenangan tanpa didahului rasa gelisah. Tak ada kenikmatan tanpa adanya usaha bersabar untuk memperolehnya. Tak ada kenikmatan bagi yang enggan menanggung kesengsaraan. Tak ada rasa nyaman bagi yang enggan bersusah payah. Sedetik kesabaran itu lebih baik daripada adzab yang akan diterima selama-lamanya. Bila seseorang sudah bersusah payah sebentar saja, tentu ia akan merasakan rehat yang berlangsung lama.
Dengan kata lain, surga tidak mungkin dicapai melainkan dengan menempuh padang tandus yang penuh dengan sesuatu yang tidak disenangi. Adapun neraka tidak mungkin dihindari melainkan dengan menginggalkan syahwat.
Nabi saw bersabda, “Orang yang takut, maka dia berjalan di malam hari. Orang yang berjalan di malam hari, maka dia akan sampai ke rumah (tempat dituju). Ketahuilah bahwa dagangan Allah teramat mahal. Ketahuilah bahwa dagangan Allah adalah surga.
Basyir bin al-Khashiyah meriwayatkan, “Aku menemui Nabi saw untuk berbait. Beliau mensyaratkan supaya aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menuaikan ibadah haji, sesuai syariat Islam, puasa di bulan Ramadhan, dan jihad fi sabilillah.
Aku berkata, “Wahai Rasulullah, demi Allah, ada dua hal yang aku tidak mampu melakukannya, yaitu jihad dan sedekah. Karena mereka menyangka bahwa orang yang melarikan diri dari medan perang, berarti harus siap menerima murka dari Allah. Jadi, aku khawtir bila ikut berperang, hatiku takut dan tidak ingin mati. Adapun sedekah, demi Allah aku tidak mempunyai apa-apa kecuali sedikit harta rampasan dan kira-kira 10 ekor unta. Dan, itu adalah makanan pokok dan kendaraan keluargaku, Rasulullah saw memegang tanganku dan menggerakan-gerakannya seraya berkata, “Apabila tidak jihad dan sedekah maka dengan apa kamu akan masuk surga? Aku berkata, “Wahai Rasulullah, jika demikian aku berbaiat kepadamu. Kemudian aku berbait kepada Rasulullah atas semuanya (HR Ahmad)
Orang yang berjihad adalah derajat lebih tinggi daripada orang yang tidak berjihad
Orang-orang mukmin yang tinggal di rumah tidak mau ikut berperang, padahal ia tidak ada halangan, tidak sama martabatnya dengan orang-orang mukmin yang berjihad untuk membela Islam dengan harta dan jiwa mereka. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya satu derajat atas orang-orang yang tetap tinggal di rumah. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala di akhirat. Allah lebihkan orang-orang yang berjihad dengan pahala yang sangat besar atas orang-orang yang tetap tinggal di rumah. Di surga, Allah lebihkan orang-orang yang berjihad beberapa derajat. Allah juga berikan pengampunan dan rahmat kepada mereka. Allah Maha pengampun dan Maha Penyayang kepada orang mukmin yang tetap tinggal dirumah (QS An-Nisa[4]95-96)
Jihad mengungkap orang-orang munafik dan mengungkap tipu muslihat mereka untuk memperdaya kaum mukmin
Allah sama sekali tidak akan membiarkan orang-orang yang mukmin dalam keadaan lemah seperti yang kalian alami sekarang. Kaum mukmin tersusupi orang-orang munafik. Allah akan memisahkan orang-orang munafik dari orang-orang mukmin. (QS Ali Imran[3]179)
Orang-orang mukmin Madinah berkata, “Alangkah baiknya sekiranya diturunkan sebuah surah Al-Qur’an yang jelas tentang perintah perang. Wahai Muhammad, ketika surah Al-Qur’an yang jelas tentang perintah perang diturunkan, kamu saksikan orang-orang munafik itu memandang kamu dengan kebingungan karena takut mati. Seharusnya yang lebih patut mereka lakukan adalah taat dan menyambut secara baik perkara yang telah diperintahkan oleh Allah. Bila orang-orang itu jujur kepada Allah niscaya menataati perintah perang itu, lebih baik bagi mereka (QS Muhammad [47] 20-21)
Kaum munafik yang tidak mau turut berperang untuk membela Islam merasa senang. Mereka tidak menyukai jihad dengan harta dan jiwa mereka untuk membela Islam. Kaum munafik berkata kepada kaum mukmin, “Janganlah kalian pergi berperang saat hawa panas.” Wahai Muhammad, katakanlah kepada mereka “Api Jahanam lebih panas jika kalian mau menyadari.” (QS AT-Taubah [9]81)
Barangsiapa yang meninggal dunia dan belum berperang dan tidak menggerakkan hatinya untuk berperang maka ia mati di atas cabang kemunafikan (HR Muslim)
Melihat dalil-dalil diatas, pantaslah perang di Suriah di banjiri oleh mujahidin-mujahidin dari luar negeri sebanyak Antara 3.300 hingga 11.000 mujahidin lebih dari 70 negara telah bergabung dengan jihad di Suriah melawan Presiden Bashar Al-Assad, sebuah kelompok penelitian melaporkan pada hari Selasa (17/12/2013).”Kami memperkirakan bahwa – dari akhir 2011 sampai dengan 10 Desember tahun 2013 – antara 3.300 hingga 11.000 orang telah pergi ke Suriah untuk berjihad melawan pemerintah Assad,” kata Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi (ICSR), sebuah kemitraan dari lima universitas yang berbasis di king College London. “Angka-angka ini termasuk mereka yang saat ini hadir (di Suriah) serta mereka yang telah kembali ke rumah, telah ditangkap atau dibunuh.”
Karena negara suriah adalah negara yang diberkahi dan berkumpulnya pasukan terbaik umat Islam.
“Pada akhirnya umat Islam akan menjadi pasukan perang: satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu pasukan lagi di Iraq. Ibnu Hawalah bertanya: Wahai Rasulullah, pilihkan untukku jika aku mengalaminya. Nabi saw: Hendaklah kalian memilih Syam, karena ia adalah negeri pilihan Allah, yang Allah kumpulkan di sana hamba-hamba pilihan-Nya, jika tak bisa hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum (hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya), karena Allah menjamin untukku negeri Syam dan penduduknya.” (HR. Imam Ahmad)
Dalam sebuah ungkapan terkenal (bukan hadits), sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama, Ibnu Taimiyyah, Al Mula Ali Al Qoriy dan Muhammad Sholeh Al Munajjid, mereka -rohimahumulloh- berkata, Mesir dan Syam adalah negeri Kinanah (sarung anak panah), tidak ada musuh yang mengganggunya kecuali Allah akan murka dan akan menghancurkan musuh itu dengan melesatkan Mujahidin mereka bak anak panah.
Marilah kita bermusahabah diri, as-Syahid Anwar al-awalki mengingatkan, “Kita harus menyadari potensi pribadi lalu kemudian menanyakan sebuah pertanyaan besar kepada diri kita. Apakah kita termasuk ke dalam golongan yang berusaha mengembalikan kejayaan Islam? Atau apakah kita hanya menjadi penonton sementara saudara-saudara kita telah memesan tempat tertinggi di akhirat kelak, Al-Jannah (surga). Orang yang akan menghidupkan Islam kembali akan rela mengorbankan nyawa, harta mereka, waktu mereka dan barang berharga mereka untuk Allah dan mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Sejarah Islam hanya tertulis dalam dua warna tinta, Hitam dan Merah.Tinta Hitam telah ditorehkan oleh tinta para Ulama, dan Tinta Merah yang telah ditorehkan oleh darah para Syuhada. Dimanakah anda? -Abdullah Azzam-
Ya Allah anugerahkan kami untuk jihad dan meraih kesyahidan dalam rangka membela Islam. Ya Allah Mudahkanlah jalan menuju medan jihad dan kesyahidan. Agar kami bisa berkumpul dengan teman-teman terbaik
Siapa saja yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya di akhirat kelak ia akan bersama-sama dengan para nabi, orang-orang yang jujur dalam beriman, orang yang mati syahid dan orang-orang shalih yang telah Allah beri nikmat. Mereka itu adalah teman-teman yang sangat baik bagi orang-orang mukmin . (QS. An-Nisa 69)
Penulis : Abu Azzam
(azm/arrahmah.com)