JAKARTA (Arrahmah.com) – Pemblokiran yang terjadi pada rekening Muhammad Jibriel, CEO Arrahmah media menjadi salah satu indikasi adanya permintaan asing untuk mencegah menjamurnya terorisme. Sayangnya, tuduhan ini kerap salah alamat dan tidak terbukti.
“Ya saya tahu lah, ada agenda (asing) dibalik semua ini,” kata Jibriel Rabu (22/4/2015), dikutip dari Republika. Alasannya, nama Jibril dan ayahnya masuk dalam list PBB.
Jibriel mengaku syok saat mengetahui rekeningnya tiba-tiba diblokir secara sepihak oleh Bank Mandiri tanpa pemberitahuan secara resmi. Alasan yang ia terima dari Bank adalah pemblokiran didasarkan rekomendasi dari OJK dan PPATK yang memasukan nama dan rekening dirinya sebagai salah satu rekening yang turut mendanai terorisme.
“Saat saya tahu rekening saya tidak bisa diakses, saya putar kepala, dan tak tahu kemana ini ujungnya,” katanya.
Jibriel juga tak habis pikir mengapa tuduhan ini datang lagi, setelah sekian lama tuduhan keterlibatan dirinya dalam terorisme sudah diputus tidak benar oleh pengadilan. 2012 menjadi tahun yang jelas bagi Jibriel. Sebab, pengadilan akhirnya memutus bebas murni dirinya atas tuduhan keterlibatan atas kasus terorisme yang marak pada tahun tersebut.
Kedua, menurut dia, hal ini berdekatan dengan kejadian beberapa pekan lalu yang terjadi pada beberapa media Islam online. Media Islam yang dianggap radikal oleh pihak BNPT tersebut diblokir dan tidak dapat diakses. Hal ini menurut Jibriel berbarengan dan merupakan agenda asing yang patut dicurigai.
Hingga kini, Jibriel belum mendapatkan keterangan secara resmi dari pihak Bank Mandiri maupun pihak terkait seperti OJK dan PPATK yang merekomendasikan rekeningnya sebagai aliran dana terorisme. Jibriel hanya berharap semua hal menjadi terang dan jelas setelah ini. (azm/arrahmah.com)