JAKARTA (Arrahmah.com) – Pendiri sekaligus pemilik situs Arrahmah.com, Muhammad Jibriel Abdul Rahman mengatakan medianya sangat jelas menolak faham Ghuluw Fie Takfir, paham destruktif yang mengatasnamakan agama dari kelompok teror ISIS.
Apapun alasannya, lanjut Jibriel, Arrahmah.com selama ini terdepan dalam menolak terorisme dan radikalisme.
“Arrahmah selama ini telah ikut mengcounter narasi sesat kaum ghuluw sejak lama, bahkan jejak digital Arrahmah masih dapat di dapat sejak 2011-2015, disaat kritis kondisi saat itu, bahkan di saat pemerintah belum mempunyai blueprint penanganan Terorisme dan Radikalisme, Arrahmah terdepan membantah para penganut klaim kebenaran mutlak tersebut,” kata Jibriel kepada Arrahmah.com, Kamis (1/4/2021).
Bahkan, lanjutnya, Arrahmah terdepan menghadang paham ghuluw ISIS di penjara-penjara Indonesia yang berisikan narapidana teroris. Sehingga sikap Arrahmah dimusuhi dan diisolasi oleh penganut Aman Abdurrahman, pentolan Jamaah Ansharut Daullah (JAD).
“Apa jadinya jika tidak ada bantahan keras dari Arrahmah saat itu, tentu aktivis Islam di era tersebut bisa berubah haluan menjadi Daesh (ISIS) semua,” tandasnya.
Padahal, menurutnya, puncak kelompok jihadis adalah di era tersebut. Tentu akan merepotkan bagi negara Indonesia dalam menangani terorisme.
“Abah saya (Ustad Abu Jibriel Rahimahullah) selalu mengatakan dari mana Aman Abdurrahman? Siapa yang memberikan sanad kepada beliau, bahkan Abah sempat dijauhi oleh aktivis jihadis yang ghuluw saat itu, yaitu ketika Ustad Abu terpental dari MM (Majelis Mujahidin), Abah khawatir jika ikhwan jihadis yang tulus akan tercemari paham yang dibawa oleh Aman Abdurrahman, dan Abah rela di musuhi demi menjaga asholah dakwah dan Jihad (menjaga orisinalitas dakwah dan jihad) dari pembonceng Jihad saat itu,” tutur Jibriel.
Jibriel mengungkapkan, para aktivis jihad mengakui akan jasa Arrahmah saat itu. Dia menuturkan hawa permusuhan sudah dirasakan aktivis jihad saat itu, dimulai dari tidak menjawab salam, nikah tanpa wali, tidak mau menjadi makmum sholat di belakang, hanya karena mereka menjadi pendukung narasi yang Arrahmah rilis saat itu.
“Ya pendek kata, Arrahmah sempat babak belur dalam menghadapi kelompok ghuluw dalam pengkafiran. Saya merasakan betul bagaimana ucapan assalamualaikum saya tidak dibalas oleh mereka,” ujarnya.
“Mereka memicingkan matanya sebagai bukti kebencian telah saya rasakan, bahkan menuduh Abah kafir karena tidak mengkafirkan polisi dan bersikap baik kepada anshor thagut (Polisi) padahal bersikap baik merupakan bagian dari akhlak Islam, dan semua itu di terima secara ikhlas dan sabar,” lanjut Jibriel.
Jibrlel mengatakan, sekarang ulah mereka terus berulang. Mereka melakukan aksi serampangan, dengan mengatasnamakan jihad, padahal aksi mereka dikecam oleh ulama-ulama jihad sedunia. Pada akhirnya, aksi mereka membuat citra Islam semakin buruk di mata umat Islam.
Menurut Jibriel, ketika arah jihad ingin mengambil simpatik kepada umat, dan ketika jihad menaruh simpati dalam gerakan ini, lalu hancurlah semua rencana akibat ulah ulah mereka.
“Mereka menuduh Abah (Ustad Abu Jibriel), Jibriel Abdurrahman dan menuding Ar-Rahmah sebagai media yang tidak jelas aqidahnya, menuduh aqidahnya jahmiyyah, sedangkan jahmiyyah di kafirkan oleh mereka,” ujarnya.
Bahkan Abah bercerita, lanjut Jibriel, sejak jihad Afghanistan muncul, faham-faham seperti Aman Abdurrahman, itu tidak pernah ada, dan tidak di gunakan sebagai manhaj jihad.
“Tetapi tidak untuk anak-anak muda hari ini, mereka ujub dan sombong, meremehkan kelompok di luar kelompoknya, mudah mengkafirkan kepada sesama kaum muslimin, lalu mereka berjihad untuk kepentingan siapa?” tandasnya.
JIbriel menyebutkan, Arrahmah media memang sudah mengatakan bahwa mereka adalah bagian dari Proxy War dari musuh-musuh Islam selama ini. Mereka menjalankan agenda musuh Islam, merusak barisan jihad, mengadu domba sesama aktifis Islam untuk saling mencurigai.
“Mereka yang dicurigai itu kemudian dituduh fasiq, murtad, musyrik dan kafir hanya karena tidak sepamahaman dengan mereka,” terangnya.
Jibriel menyebutkan, sikap Arrahmah sampai saat ini tegas, yaitu menolak segala bentuk adu domba, destruktif, dan mudah mengkafirkan sesama umat Islam.
“Sikap Arrahmah jelas, yaitu mendukung terhadap pembasmian riak-riak ghuluw dalam beragama yang di lakukan pemerintahan hari ini, karena toh gerakan jihad di seluruh dunia yang wasathiyyah juga memerangi ISIS dan afiliasinya di negera-negara Islam lainnya,” jelas Jibriel.
Dia melanjutnya, Arrahmah media yang dipimpinnya selama ini bersikap tegas tanpa kompromi, yaitu bagi siapa saja yang merusak ukhuwah Islamiyyah, merusak kenyamanan ibadah umat Islam secara umum.
“Semoga Allah SWT menjaga umat Islam Indonesia, menjaga bangsa dan negara ini dari paham-paham sesat lainnya, Waallahu’Alam. وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)