GAZA (Arrahmah.com) – Pasukan “Israel” melancarkan serangan udara di Jalur Gaza selama berjam-jam pada Kamis (27/8/2015) pagi menyusul serangan roket dari wilayah pesisir, kata pernyataan resmi “Israel”, sebagaimana dilansir Ma’an.
Serangan udara itu menargetkan pusat pembuatan senjata Hamas yang terletak di Jalur Gaza tengah. Tidak ada korban cedera yang dilaporkan dalam serangan ini.
Pemerintah “Israel” mengatakan serangan udara itu sebagai tanggapan dari serangan roket yang diduga ditembakkan dari Jalur Gaza, yang mendarat di Dewan Regional Eshkol “Israel”, tetapi tidak menyebabkan korban atau kerusakan.
“Serangan-serangan roket yang berasal dari Jalur Gaza membuat warga sipil ‘Israel’ berada dalam bahaya dan membahayakan seluruh masyarakat,” klaim juru bicara militer “Israel” Peter Lerner dalam pernyataan itu.
“IDF tidak mentolerir setiap upaya untuk merusak keamanan “Israel” Selatan. Organisasi terror Hamas bertanggung jawab atas serangan hari ini terhadap ‘Israel’,” Lerner kembali mengklaim.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas dugaan serangan roket itu, namun pemerintah “Israel” meyakini Hamas sebagai pelakunya, karena Hamas merupakan partai berkuasa yang terpilih yang bertanggung jawab untuk setiap kegiatan di wilayah tersebut.
Beberapa roket sporadis terhadap “Israel” dari Gaza dalam beberapa bulan terakhir yang telah diklaim oleh kelompok-kelompok ekstremis kecil di Jalur Gaza diduga bertujuan untuk menantang pemerintahan Hamas.Sementara Hamas telah membantah terlibat dalam serangan terakhir.
Awal bulan ini pasukan “Israel” melukai empat warga Palestina selama serangan bom di dekat kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah.
Serangan udara juga dilakukan “Israel” dengan klaim menanggapi dugaan serangan roket dari Gaza, yang tidak menyebabkan kerusakan atau cedera.
Empat orang yang mengalami luka-luka adalah korban luka pertama yang dilaporkan dari serangan udara di Jalur Gaza sejak agresi 2014 “Israel” di mana lebih dari 2.200 orang terbunuh dan banyak lainnya terluka dalam wilayah seluas 139 mil persegi itu.
Agresi itu juga menyebabkan 120.000 warga Gaza kehilangan akses jaringan air. Sedikitnya 11 sekolah dan universitas hancur total, dengan 253 rusak berat, serta lebih dari 81 rumah sakit dan klinik juga rusak atau hancur.
(banan/arrahmah.com)