BEIRUT (Arrahmah.com) – Jet militer “Israel” kembali melakukan beberapa penerbangan terbang rendah di atas Beirut pada Minggu (10/1/2021) yang dilansir sejumlah media setempat sebagai aktivitas sehari-hari negara Zionis tersebut.
“Israel” secara teratur melanggar wilayah udara Libanon, seringkali untuk melakukan serangan di negara tetangga Suriah. Pada Malam Natal, jet “Israel” terbang rendah hingga larut malam, meneror penduduk Beirut yang sudah tidak asing lagi dengan penerbangan semacam itu. Mereka diikuti oleh serangan “Israel” yang dilaporkan di Suriah.
Frekuensi pesawat tempur terbang rendah di atas ibu kota telah meningkat dalam dua minggu terakhir, membuat warga gelisah karena ketegangan memuncak di wilayah tersebut pada hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Donald Trump.
“Israel” jarang berkomentar tentang laporan ini.
Banyak kekhawatiran konflik dapat meletus di daerah tersebut sebelum Trump meninggalkan jabatan sebagai pembalasan atas pembunuhan AS atas komandan Iran Qassem Soleimani di Irak tahun lalu, atau untuk membatalkan upaya oleh pemerintahan Joe Biden yang baru untuk bernegosiasi dengan Iran.
Pada Jumat (8/1), tentara Libanon merekam penerbangan “Israel” yang berlangsung hampir enam jam di selatan negara itu.
Akun Twitter yang melacak pergerakan pesawat di Timur Tengah, #Intel_Sky, mencatat lusinan jet “Israel” terbang di atas Libanon, termasuk serangan tiruan, sejak awal tahun. #Intel_Sky menyebut penerbangan Minggu (10/1) sebagai “serangan tiruan”.
Pada satu titik musim panas ini, tentara Libanon mengatakan “Israel” melanggar wilayah udaranya hampir 30 kali dalam dua hari, menerbangkan drone pengintai dan jet ke wilayah Libanon.
Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libanon mengatakan Israel memasuki wilayah udara Libanon setiap hari yang melanggar resolusi PBB dan kedaulatan negara. (Althaf/arrahmah.com)