BERLIN (Arrahmah.com) – Jerman tidak akan mengikuti jejak Inggris yang menyatakan “Hizbullah” sebagai organisasi teroris, kata seorang pejabat senior seperti dikutip pada Jumat, sebuah keputusan yang mungkin memicu ketegangan dengan Arab Saudi dan Amerika Serikat, lapor Reuters.
Menteri Negara Niels Annen mengatakan kepada majalah berita Der Spiegel bahwa gerakan Syiah tetap menjadi faktor yang relevan dalam masyarakat Libanon.
Bulan lalu Inggris mengatakan akan melarang semua sayap “Hizbullah” untuk menggoyahkan Timur Tengah.
Pengaruh “Hizbullah” telah berkembang di wilayah tersebut. “Hizbullah” mengendalikan tiga dari 30 kementerian dalam pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Saad al-Hariri yang didukung Barat, jumlah terbesar yang pernah ada.
Iran dan “Hizbullah”, yang didirikan pada 1982 oleh Pengawal Revolusi Iran, adalah pemain besar dalam perang Suriah yang bersekutu dengan Presiden Bashar Asad.
Annen, yang berbicara kepada Spiegel setelah kunjungan ke Libanon, mengatakan Jerman tertarik pada stabilitas Libanon dan keputusan Inggris tidak akan berdampak langsung pada posisi Jerman atau Uni Eropa.
Sebelumnya pada Jumat, pemimpin “Hizbullah” Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan negara-negara lain dapat mengikuti contoh Inggris.
“Terlepas dari semua yang dikatakan dan dilakukan, mereka akan kecewa. Tindakan mereka tidak akan bisa membuat kita miskin, lapar, atau terisolasi. Mereka yang mendukung kami akan melanjutkan dukungan mereka, baik mereka negara, rakyat, atau rakyat perlawanan di Libanon,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.
Jerman telah mengkritik keputusan AS untuk menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 dengan Iran, dan bekerja dengan Perancis dan Uni Eropa untuk membuat mekanisme pendanaan alternatif yang akan memungkinkan perusahaan-perusahaan Eropa untuk melakukan bisnis dengan Teheran meskipun ada sanksi keuangan AS.
Penolakan Jerman untuk melarang “Hizbullah” secara keseluruhan dapat menambah ketegangan dengan Riyadh atas kepemimpinan koalisi melawan teroris Syiah Houtsi yang didukung Iran di Yaman, dan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Perancis, Inggris, dan pembuat senjata Eropa mendesak Jerman untuk mengakhiri pembekuan pengiriman senjata secara sepihak ke Arab Saudi yang diberlakukan oleh Berlin setelah kematian Khashoggi yang menahan pengiriman senjata miliaran euro.
(fath/arrahmah.com)