ISTANBUL (Arrahmah.com) – Jerman, yang telah berjanji untuk menangguhkan ekspor senjata ke Arab Saudi sebagai tanggapan atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, mengatakan pada Sabtu (27/10/2018) mereka mengharapkan Uni Eropa untuk mengadopsi posisi yang sama terkait batas potensial untuk penjualan senjata.
Pembunuhan Khashoggi – kolumnis Washington Post dan seorang pengkritik penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman – telah memicu kemarahan global dan menempatkan eksportir minyak dunia ini ke dalam krisis.
Insiden ini telah menempatkan hubungan Barat dengan Riyadh menjadi fokus yang tajam, mengingat skeptisisme tentang penjelasan Arab Saudi tentang pembunuhan di konsulat Istanbul yang selalu berubah. Jaksa penuntut umum kerajaan mengatakan pekan ini bahwa pembunuhan itu direncanakan, bertentangan dengan pernyataan resmi sebelumnya bahwa insiden tersebut terjadi tanpa sengaja.
“Kami sepakat bahwa ketika kami memiliki lebih banyak kejelasan … kami akan mencoba untuk memperoleh solusi atau reaksi terpadu dari semua negara anggota Uni Eropa,” kata Kanselir Jerman Angela Merkel, mengacu pada penjualan senjata ke kerajaan.
Dia berbicara pada konferensi pers bersama dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron serta Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Tayyip Erdogan pada akhir pertemuan puncak empat arah di Suriah.
Macron mengatakan bahwa keputusan apa pun yang akan diambil, termasuk sanksi potensial, harus dilakukan di tingkat Eropa untuk memastikan koordinasi.
Merkel sebelumnya telah berjanji untuk menghentikan semua ekspor senjata Jerman ke Arab Saudi sampai pembunuhan itu dijelaskan. Macron mengatakan dia memberi tahu Putra Mahkota bahwa Perancis, dan mitranya, dapat mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
Perancis, bersama dengan Amerika Serikat dan Inggris, adalah salah satu pemasok senjata utama ke Arab Saudi dan sekutu Arab Teluknya.
Erdogan mengatakan kepada wartawan pada Sabtu (27/10) ia berbagi informasi tentang pembunuhan itu dalam pertemuan dengan para pemimpin lainnya.
Jaksa Turki telah menyiapkan permintaan ekstradisi untuk 18 tersangka dari Arab Saudi atas pembunuhan itu, kata pihak berwenang. Erdogan mengatakan pada hari yang sama (27/10) bahwa permintaan itu diberikan ke Arab Saudi melalui kementerian kehakiman Turki.
Riyadh sebelumnya menangkap 18 sebagai bagian dari penyelidikan atas kasus tersebut. Mereka termasuk tim beranggotakan 15 orang yang Turki katakan terbang beberapa jam sebelum pembunuhan.
Menlu Saudi Adel al-Jubeir mengatakan pada Sabtu (27/10) bahwa orang-orang di belakang pembunuhan tersebut akan dituntut di kerajaan dan bahwa penyelidikan terhadap kasus Khashoggi akan memakan waktu.
Jaksa penuntut umum Arab Saudi akan bertemu hari ini (28/10) dengan jaksa Turki yang menjalankan penyelidikan di Istanbul. (Althaf/arrahmah.com)