BERLIN (Arrahmah.com) – Setelah Belgia mengklaim bahwa serangan di Museum Yahudi di Brussels dilakukan oleh seorang Muslim Perancis yang telah berjuang di Suriah, Menteri negara-negara anggota Uni Eropa membuat keputusan untuk melaksanakan proyek pencegahan terhadap kelompok “Islamis” yang beroperasi di Eropa, sebagaimana dilansir oleh WorldBulletin, Ahad (16/6/2014).
Menteri-menteri Federal Jerman sepakat untuk bekerja melawan pejuang anti-Assad yang kembali dari Suriah. Hal Ini diumumkan di pers Jerman bahwa siapa pun yang kembali dari Suriah ke Jerman maka paspor mereka akan diambil untuk membatasi kebebasan gerak mereka.
Menteri Dalam Negeri Negara Federal, Thomas de Maiziere, mengatakan bahwa mereka membuat suatu kelompok kerja yang akan menyelidiki perubahan yang dapat mereka lakukan dengan paspor tersebut.
Presiden Konferensi Menteri Dalam Negeri Jerman, Ralf Jaeger, mengatakan bahwa dengan menarik paspor mereka maka akan menjadi penghalang bagi mereka untuk kembali ke Suriah, yang merupakan tujuan nomor satu mereka, dan hal ini menjadi perhatian utama bagi Jerman.
Jaeger mengatakan bahwa akan sangat sulit bagi orang yang paspornya telah diambil untuk kembali ke Jerman, dan mempersulit warga Jerman yang ingin kembali dari Suriah.
Presiden intelijen keamanan konstitusi federal Hans-Georg Masseen mengatakan bahwa setelah perang di Suriah dimulai sekitar 100 warga Suriah kembali ke Jerman. Di antara mereka diperkirakan ada sekitar lima belas orang yang aktif dalam perang.
De Maiziere menegaskan bahwa itu adalah penting untuk bekerja sama dengan intelijen daerah untuk mengirim orang-orang itu kembali. Mereka juga menyatakan bahwa mereka akan meminta bantuan, tidak hanya dari negara-negara Uni Eropa tetapi juga bantuan dari Turki dan Amerika Serikat.
(ameera/arrahmah.com)