BERLIN (Arrahmah.id) – Jerman telah melalporkan 120 kasus kejahatan anti-Muslim yang terjadi pada kuartal ketiga tahun 2022. Kasus-kasus tersebut bahkan menyebabkan sepuluh orang terlukan dan beberapa masjid rusak.
Dilansir dari TRT Wold pada Selasa (6/12/2022), pemerintah Jerman mengungkapkan bahwa jumlah kasus anti-Muslim pada kuartal pertama hanya 83 dan menurun menjadi 69 pada kuartal kedua.
Menurut pemerintah federal, tidak ada tersangka yang ditangkap sehubungan denganserangan Islamofobia pada kuartal ketiga.
Jaksa Agung di Mahkamah Agung Federal juga memastikan belum memulai proses pendahuluan untuk mengusutnya.
Tercatat, sebelas serangan seperti itu ditargetkan terhadap masjid. Hal ini termasuk melukai tubuh, menghina, menghasut kebencian, vandalisme atau penggunaan simbol terlarang adalah bentuk lain dari kejahatan terhadap umat Islam.
Islamofobia semakin meningkat di Jerman dalam satu decade terakhir. Hal tersebut disebabkan karena beberapa perwakilan politik neo-Nazi menang dalam pemilihan dan masuk ke parlemen Jerman.
Karena fitnah minoritas dimungkinkan oleh politikus sayap kanan, hal itu mengakibatkan meningkatnya kejahatan rasial terhadap Muslim. Serangan teror Hanau adalah salah satu manifestasi buruk dari sikap buruk tersebut.
Pada Februari 2020, seorang teroris sayap kanan mendatangkan malapetaka di dua lokasi di Hanau menewaskan sembilan orang, termasuk empat warga Jerman asal Turki. Penyerang berusia 43 tahun, Tobias Rathjen, kemudian bunuh diri, juga ibunya. (rafa/arrahmah.id)